PATI – Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam Institut Pesantren Mathali’ul Falah (DEMA FSEI IPMAFA) menggelar diskusi literasi bertajuk “Membangun Kepercayaan Publik melalui Redenominasi Rupiah: Antara Harapan dan Kekhawatiran” pada Sabtu (6/12/2025) di Auditorium 2 IPMAFA. Acara berlangsung pukul 09.00–12.30 WIB dan diikuti oleh mahasiswa Prodi Perbankan Syariah dan Zakat Wakaf (ZAWA).
Kegiatan dibagi menjadi tiga
sesi utama:
Sesi pertama berisi pemaparan materi oleh narasumber Muhammad Hanif Annashih,
dengan moderator Zulifah. Pada sesi ini, Hanif menjelaskan sejumlah aspek
redenominasi rupiah, mulai dari efisiensi transaksi, upaya membangun
kepercayaan publik, stabilitas inflasi, risiko money illusion,
pembulatan harga, hingga potensi kecurangan apabila sosialisasi tidak berjalan efektif.
Hanif juga menyampaikan pesan mengenai pentingnya komunikasi sehat dalam proses
berpikir kritis. “Pikiran yang terpendam adalah beban terberat.
Berbicaralah, sebab jika kata-kata itu terus disimpan, ia akan menumpuk dan
menyesaki ruang di dalam pikiranmu, hingga tidak ada lagi tempat tersisa bagi
cahaya baru,” ujarnya.
Sesi kedua adalah Focus
Group Discussion (FGD) yang berlangsung dinamis. Setelah pemaparan materi,
panitia memberikan mosi yang memicu diskusi mengenai kesiapan Indonesia dalam
menerapkan redenominasi. Peserta kemudian terbagi menjadi dua kubu, yakni kubu pro
dan kontra, yang saling mengajukan argumen berdasarkan sudut pandang ekonomi,
syariah, dan kesiapan publik. Kubu pro menilai redenominasi dapat meningkatkan
efisiensi dan citra mata uang, sementara kubu kontra menekankan risiko
kebingungan publik serta potensi kenaikan harga saat masa transisi.
Sesi ketiga diisi dengan latihan
kepenulisan opini. Peserta diminta menulis rekomendasi kebijakan serta
merumuskan peran masyarakat dalam menghadapi isu redenominasi rupiah. Hasil
tulisan kemudian dipresentasikan secara singkat, sehingga mahasiswa dapat
melatih kemampuan analisis sekaligus keterampilan komunikasi.
Dalam sambutannya, Ketua
DEMA FSEI, Haikal, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan ruang pembelajaran
penting bagi mahasiswa. “Keberhasilan setiap kegiatan tidak lepas dari
kontribusi dan kerja sama seluruh mahasiswa. Kami berharap partisipasi aktif
dari saudara sekalian sebagai bentuk penghargaan atas usaha ini,” ungkapnya.
Salah satu peserta, Ersa
dari Prodi Perbankan Syariah, mengaku antusias mengikuti kegiatan ini. “Aku
berharap acara kayak gini terus ada, karena ruang diskusi seperti ini bikin
kita sadar kalau belajar bisa sangat menyenangkan kalau disampaikan dengan cara
yang tepat. Mungkin ke depannya durasinya bisa lebih panjang, karena jujur…
rasanya masih pengin bahas lebih banyak hal,” tuturnya.
Kegiatan berjalan lancar
dan menjadi ruang penting dalam memperkuat literasi ekonomi, memperluas
perspektif kebijakan moneter, serta melatih mahasiswa bersuara kritis dalam
isu-isu publik nasional.
(lfh&ank)


0 Komentar