Hakikat Guru



Pembahasan mengenai hakikat guru sangat penting untuk dikaji, terutama bagi calon pendidik. Guru adalah sosok figure dan inspirator dalam mengukir masa depan. Peran guru sangat vital bagi pembentukan kepribadian, Gurulah yang diharapkan seluruh elemen bangsa ini untuk menjadikan bangsa yang berpendidikan bermoral dan berkualitas.

Akan menjadi apa dan bagaimana bangsa Indonesia tanpa kualitas guru, karena selain sebagai ruh Pendidikan guru harus menjadi pemacu, fasilitator, motivator dan pemberi inspirasi belajar bagi peserta didik.

Secara tradisional “Guru” disebut dengan “digugu lan ditiru”. Peran guru tidak hanya sebagai penyampai ilmu pengetahuan kepada siswa, tetapi segala yang bersumber dari guru merupakan pijakan dan tauladan. Istilah lain guru adalah “pendidik” yaitu orang yang bertanggung jawab untuk membimbing anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohani, mampu mandiri dalam melaksanakan tugas sebagai Khalifah di muka bumi maupun Abdullah dengan pengamalan ajaran islam.

Profesi guru merupakan pekerjaan yang membutuhkan keahlian serta keterampilan khusus. Tugas guru sebagai profesi meliputi: mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik adalah mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar adalah mengembangkan ilmu pengetahuan, melatih adalah mengembangkan keterampilan peserta didik.

Guru mempunyai tanggung jawab untuk memajukan manusia dan bangsa. Oleh karena itu ada beberapa tugas dan peran guru :

Pertama, guru sebagai pengajar. Sebagai pengajar, guru harus menguasai bidang keilmuan secara professional. Untuk menjadi guru yang professional harus intens mempelajari dan mengembangkan ilmu. Membiasakan diri membaca, berdiskusi, menulis, dan menerbitkan karya untuk menjadi pelopor kebangkitan ilmu pengetahuan.

Kedua, guru sebagai pendidik. Sebagai pendidik guru mempunyai tugas untuk membentuk karakter positif peserta didik. Berakhlak baik, optimis, dan mandiri. Tugas ini mengharuskan seorang guru untuk menjadi tauladan sehingga dapat menginspirasi peserta didik  untuk tekun belajar meraih cita-cita.

Ketiga, guru sebagai dinamisator. Guru merupakan sosok yang dinamis, mampu membangkitkan semangat anak didik, serta menumbuhkan optimisme. Sebagai dinamisator, guru berperan sebgai motivator dalam Pendidikan.

Keempat, guru sebagai evaluator. Evaluasi harus dilakukan guru dalam segala hal. Mengevaluasi perkembangan ilmu dalam penguasaan materi , strategi mengajar dan perkembangan peserta didik. Evaluasi adalah kegiatan penilaian untuk menemukan indikator sukses atau gagalnya tujuan sehingga dapat menjadi pijakan untuk menentukan langkah yang lebih efektif.

Dalam konteks prestasi anak didik, guru harus melakukan evaluasi secara intens. Kegiatan ini dapat dilaksanakan dengan ulangan, ujian tengah dan akhir semester. Disamping pemaparan tugas guru mendidik, mengajar, dan melatih. Tugas guru merupakan realisasi dari complexion process. Guru dikatakan kompleks hendaknya mampu mengintegrasikan penguasan materi, metode, serta interaksi antara peserta didik. Zaman ini seorang guru harus mampu memadukan ilmu pengetahuan, dan bidang keilmuan, serta kreatif dalam mengembangkan keterampilan anak asuh.

Indikator bangsa yang berkualitas dapat kita lihat dari kualitas sumber daya manusia yang hidup didalamnya. Kualitas sumber daya manusia tersebut sangat ditentukan oleh kualitas guru yang membimbing dan mengarahkan. Guru sebagai pencetak manusia berprestasi dan memberi kemanfaatan bagi masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Dengan demikian sangat wajar jika guru mendapatkan perhatian karena tingginya keutamaan yang mereka miliki. Bahkan Syaikh Imam Al Ghazali menyebut seorang guru sebagai orang besar dalam kerajaan langit.

Al Ghazali mengumpamakan guru seperti matahari yang menerangi dan memberikan kehidupan bagi manusia. Dengan keilmuanya seorang guru mengarahkan manusia untuk mengetahui mana yang benar dan yang salah.

Sebagai seorang guru kita mempunyai peran dalam pembelajaran karena semua orang yakin bahwa guru memiliki andil yang besar dalam keberhasilan pembelajaran di sekolah. Keyakinan ini muncul karena manusia adalah mahluk lemah yang senantiasa membutuhkan orang lain. Untuk membangun bangsa yang berkualitas seorang guru juga harus berkualitas dalam membimbing anak secara optimal baiak dalam mengembangkan minat, bakat, kemampuan, dan potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Oleh karena itu, guru harus kreatif, professional, dan menyenangkan dengan memposisikan diri sebagai orang tua yang penuh kasih sayang, sebagai teman, tempat mengadu, dan mengadukan perasaan peserta didik, sebagai fasilitator yang selalu siap memberikan kemudahan dan melayani peserta didik sesuia minat kemampuan dan bakatnya. (Hikmah Lailatul K)

0 Komentar