Teater Suryopati Suarakan Kritik Sosial Lewat Pementasan “Budheg” di PSSMB IPMAFA 2025

 


PATI – Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Teater Suryopati tampil memukau pada malam penutupan Pelatihan Success Skills Mahasiswa Baru (PSSMB) Institut Pesantren Mathali’ul Falah (IPMAFA) 2025, Rabu (24/9/2025). Dengan mengusung tema kritik sosial, Teater Suryopati menyajikan dua pementasan, yakni monolog dan drama berjudul Budheg: Suara yang Tidak Didengar.


Monolog yang diperankan oleh Faza membuka pertunjukan dengan menggambarkan suara hati rakyat yang kelaparan dan berjuang memenuhi kebutuhan sehari-hari. Penampilan ini berhasil menghadirkan suasana haru sekaligus refleksi bagi para penonton yang menyimak dengan khidmat.


Pementasan utama berjudul Budheg, disutradarai oleh Nanda, menghadirkan kisah satir tentang keluarga miskin dengan sepuluh anak yang hanya mampu membeli setengah kilo beras untuk makan sehari-hari. Alur cerita semakin menarik ketika tokoh Tole bertemu dengan teman-temannya, Ahmad dan Syahrino, yang terlibat dalam demonstrasi dan digambarkan memiliki relasi yang kompleks sebagai bentuk sindiran terhadap fenomena sosial di masyarakat.


Tokoh Bu Budheg, seorang ibu RT yang hidup dari hasil korupsi suaminya, menjadi simbol praktik busuk kekuasaan. Namun, melalui wejangan Tole, ia akhirnya tersadar bahwa kekuasaan tidak selamanya abadi. Pementasan ditutup dengan adegan penuh ironi ketika sang ibu tetap mengomel karena kesalahan belanja sederhana, namun Tole menanggapi dengan kalimat tajam: “Percuma ibu bilang banyak-banyak karena mereka semua budheg.”


Sutradara Nanda menjelaskan bahwa pementasan ini merupakan kritik sosial terhadap kemiskinan, ketidakadilan, hingga praktik korupsi. “Lewat Budheg kami ingin menyuarakan realitas rakyat kecil yang sering diabaikan. Teater bukan sekadar hiburan, tapi juga medium untuk menyampaikan suara yang tidak didengar,” ujarnya.


Penampilan Teater Suryopati mendapat apresiasi hangat dari mahasiswa baru. Nurul, mahasiswa baru Prodi PGMI, mengaku sangat terkesan dengan pementasan ini. “Menurutku filmnya sangat berkesan sekali, terutama akhir-akhir ini yang banyak sekali korupsi, sangat cocok untuk menjadi sindiran bagi para pejabat di negeri ini. Dan yang tidak kalah penting, alur ceritanya sangat bagus dan menarik serta tidak membosankan. Next, ditunggu versi durasi panjangnya,” ungkapnya.


Apresiasi juga tampak dari riuh tepuk tangan penonton di akhir pertunjukan. Beberapa mahasiswa baru menyebut pementasan ini berhasil menjadi penutup yang berkesan, karena bukan hanya menghadirkan hiburan, tetapi juga memberikan pesan moral yang mendalam tentang kehidupan sosial, keberanian menolak korupsi, dan kesadaran akan ketidakadilan yang terjadi di sekitar.


Dengan atmosfer yang penuh semangat, pementasan Budheg sekaligus menutup rangkaian PSSMB IPMAFA 2025 dengan kesan yang kuat. Bagi para mahasiswa baru, penampilan Teater Suryopati menjadi pengalaman pertama yang menunjukkan bahwa kehidupan kampus bukan hanya soal belajar di kelas, tetapi juga ruang berekspresi dan menyuarakan perubahan.

 

(ank&irs)

 

0 Komentar