Pati, 13 September 2025 – Forum Kader NU Jawa Tengah
ke-3 yang diselenggarakan di Institut Pesantren Mathali’ul Falah (IPMAFA) Pati tidak
hanya menjadi ajang konsolidasi pemikiran, tetapi juga ruang pengembangan
kapasitas kader muda Nahdlatul Ulama. Selain forum utama dan peringatan Haul
KH. M.A. Sahal Mahfudh, kegiatan ini dirangkai dengan sejumlah pelatihan dan
diskusi yang berlangsung sepanjang hari, Sabtu (13/9/2025).
Berbagai agenda pelatihan digelar di beberapa lokasi
berbeda. Focus Group Discussion (FGD) dilaksanakan di Aula 2 IPMAFA, pelatihan
pengelolaan jurnal berlangsung di Pusat Bahasa (Pusba), sedangkan pelatihan
penulisan esai digelar di Aula 1 IPMAFA. Tak hanya itu, diskusi publik juga
dihadirkan secara daring sehingga dapat diikuti peserta dari luar daerah.
Pelatihan penulisan esai menjadi salah satu kegiatan yang
menarik perhatian peserta. Materi pelatihan tidak hanya membahas teori dasar
kepenulisan, tetapi juga menekankan pentingnya hook atau kalimat pembuka
yang kuat untuk menarik minat pembaca.
Pelatihan ini menghadirkan tiga narasumber berpengalaman,
yakni Syafawi Ahmad Kadafi, Abraham Zakky Zulhazmi, dan Abdul Halim. Mereka membekali
peserta dengan strategi menulis yang efektif serta membagikan pengalaman
pribadi. Salah satu pesan penting datang dari Abraham Zakky yang menekankan
pentingnya kebiasaan membaca. “Seorang penulis yang baik adalah seorang
pembaca yang rakus,” ujarnya. Ia juga memberi tips praktis: “Jika
bingung untuk memulai menulis maka yang dilakukan adalah rekam & tulis.
Jangan menulis dibarengi dengan mengedit karena itu tidak akan selesai.”
Salah satu peserta, Nabila Shofwatin Nikmah, delegasi dari
PCNU Pati, mengaku sangat antusias mengikuti kegiatan ini. “Saya sangat senang
bisa mendapatkan ilmu baru dari perspektif akademis dengan latar belakang yang
berbeda. Rasanya seperti kuliah tiga SKS dengan materi yang semuanya berbobot.
Sayangnya, dalam kegiatan ini belum diberikan penjelasan teknis mengenai
pengaplikasiannya. Namun, dasar-dasar dalam menyusun sebuah esai sudah
diajarkan dengan baik,” ungkapnya.
Nabila menambahkan bahwa materi tentang hook menjadi
hal yang paling berkesan baginya. “Kalimat pembuka sangat menentukan apakah
sebuah tulisan mampu menarik perhatian pembaca atau tidak. Itu pelajaran
penting yang saya dapatkan,” jelasnya.
Selain ilmu, Nabila juga menyebut kegiatan ini memberikan
manfaat lain berupa jejaring. “Saya mendapat relasi baru dari berbagai
kabupaten se-Karesidenan Pati Raya. Ada pula output nyata pasca kegiatan ini,
yakni praktik menulis esai yang akan dibukukan. Tentu saja ini kabar baik untuk
mempercantik portofolio kami,” ujarnya.
Pelatihan pengelolaan jurnal juga menjadi bagian penting
dalam forum kali ini. Peserta diperkenalkan pada sistem pengelolaan publikasi
akademik, mulai dari penyusunan artikel, proses editing, hingga standar etika
publikasi. Materi ini dinilai relevan untuk kader muda NU yang banyak bergelut
di dunia akademik dan pesantren.
Dengan menghadirkan kombinasi antara forum pemikiran,
pelatihan praktis, dan diskusi publik, Forum Kader NU Jateng ke-3 memberikan
pengalaman komprehensif bagi para peserta. Tidak hanya memperdalam kajian fikih
sosial yang berpihak pada anak dan perempuan, kegiatan ini juga membekali kader
NU dengan keterampilan menulis, mengelola pengetahuan, serta membangun jejaring
lintas daerah.
Forum ini sekaligus menjadi ruang bagi generasi muda NU
untuk meneguhkan perannya sebagai motor gerakan intelektual dan sosial. Dengan
bekal tersebut, para kader diharapkan mampu menjawab tantangan zaman sekaligus
melanjutkan perjuangan para ulama, khususnya KH. M.A. Sahal Mahfudh, dalam
mengembangkan fiqh sosial yang relevan dengan kebutuhan masyarakat.
(lfh,fir)
0 Komentar