Pati, 17 Juli 2025 — Himpunan Mahasiswa Program
Studi Bahasa Arab (HMPS PBA) telah melaksanakan proses pemilihan ketua dan
wakil ketua organisasi secara mandiri melalui mekanisme daring menggunakan
Google Form (G-Form). Pemilihan ini diperuntukkan bagi seluruh mahasiswa
Program Studi Bahasa Arab guna menentukan pasangan yang akan memimpin HMPS PBA
dalam periode kepengurusan selanjutnya.
Dalam proses pemilihan tersebut, terdapat dua
pasangan calon yang diusulkan secara langsung oleh Ketua Program Studi Bahasa
Arab. Kedua pasangan tersebut adalah Fatah dan Laila sebagai pasangan pertama,
serta Umi dan Silfia sebagai pasangan kedua. Keempat nama tersebut merupakan
mahasiswa aktif Program Studi Bahasa Arab.
Proses pemilihan ini terbilang cukup unik dan
berbeda dari biasanya karena tidak melibatkan pada panitia pelaksana PEMILWA sebagaimana
lazimnya sebuah pemilihan umum mahasiswa. Selain itu, waktu pelaksanaannya pun
sangat singkat, di mana seluruh rangkaian pengenalan calon hingga pemungutan
suara hanya dilakukan dalam kurun waktu 24 jam saja. Akibatnya, tidak ada
penyampaian visi dan misi dari masing-masing pasangan calon kepada para
pemilih. Meski demikian, pemilihan tetap berjalan dan berhasil menetapkan
pasangan Fatah dan Laila sebagai Ketua dan Wakil Ketua HMPS PBA terpilih.
Sementara itu, di lingkungan program studi lain,
tepatnya di Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD), pemilihan
ketua HMPS dilakukan dengan metode berbeda. Alih-alih pemilihan melalui voting
mahasiswa, Ketua Program Studi PIAUD secara langsung menunjuk mahasiswa bernama
Naja sebagai Ketua HMPS PIAUD yang baru.
Dalam konteks yang lebih luas, rangkaian Pemilihan
Umum Mahasiswa (PEMILWA) tahun ini menyisakan satu himpunan mahasiswa yang
belum melaksanakan pemilihan ketuanya, yaitu Himpunan Mahasiswa Program Studi
Zakat dan Wakaf (HMPS ZAWA). Berdasarkan hasil wawancara dengan Ketua Senat
Mahasiswa (SEMA) terpilih dalam PEMILWA yang baru saja dilaksanakan, yaitu Thosin
Agawid, disampaikan bahwa terdapat wacana untuk menggabungkan HMPS ZAWA dengan
HMPS Perbankan Syariah (HMPS PS). Namun, ia menegaskan bahwa keputusan tersebut
masih dalam tahap komunikasi dan belum bersifat final. “Namun keputusan bisa
saja diubah karena masih di tahap komunikasi,” ujarnya.
Dengan demikian, kemungkinan besar pada tahun ini
tidak akan ada kepengurusan HMPS ZAWA secara terpisah. Hal ini diperkuat oleh
pernyataan salah satu mahasiswa Program Studi Zakat dan Wakaf bernama Haikal.
Dalam wawancaranya, Haikal menyampaikan, “Mungkin HMPS tahun ini ditiadakan,
namun kami masih menunggu keputusan dari prodi, apakah diadakan kepengurusan
HMPS atau tidak. Karena juga mahasiswa ZAWA saat ini tergolong sedikit, hanya 4
orang saja (kelas ZAWA semester 5). Andaikata tidak ada respons dari prodi, berarti tidak ada
kepengurusan HMPS ZAWA.”
Selain itu, perlu dicatat bahwa hingga saat ini,
jajaran pengurus Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Fakultas pun belum terdengar
melaksanakan pemilihan untuk proses regenerasi kepengurusan yang baru di tahun
ajaran ini. Hal ini tentu menjadi perhatian penting mengingat urgensi
keberlanjutan roda organisasi kemahasiswaan di tingkat fakultas.
0 Komentar