Menjemput Asa di Pesarean Ki Ageng Sewo Negoro: Ketika Tradisi dan Kebersamaan Menyatu

 


Pati-Sabtu (12/07/2025), senja terbenam di ufuk barat ketika anggota KKN Antasena perlahan mengayuh kaki kendaraan nya menuju ke wilayah barat Pati, tepatnya di Dukuh Sono Desa Tambahagung. Dibalik keasrian dan kekayaan sumber daya, Dukuh Sono masih memelihara jejak para leluhur. Terbukti dengan adanya pelaksanaan Haul Ki Ageng Sewo Negoro sebagai upaya masyarakat untuk menjaga kelestarian tradisi.


Kunjungan kali ini tidak hanya sekedar bertamu, melainkan perjalanan mahasiswa menyatukan diri dengan masyarakat melalui moment sakral: Haul Ki Ageng Sewo Negoro. Dalam partisipasi nya, KKN Antasena meleburkan jiwa membaur menjadi satu bagian dari masyarakat yang harmonis dan satu laras akan rasa kebersamaan. Duduk bersama dalam satu atap tenda sembari mendengarkan pengajian yang sedemikian menyentil kesadaran akan dahaga ilmu baru.



Kehangatan tersalur di tengah siur angin dingin yang melambai disusul keakraban sapa kecil melalui jabat tangan masyarakat terasa berharga bagi anggota KKN Antasena, menunjukkan bahwa masyarakat sangat terbuka akan kedatangan KKN Antasena di desa Tambahagung. Di ruang-ruang temu terbuka, semarak serawungan masyarakat dan pedagang aneka makanan memenuhi penjuru area pesarean Ki Ageng Sewo Negoro.


Sejak lima tahun, Haul Ki Ageng Sewo Negoro rutin dilaksanakan pada tanggal 17 Suro. Pada temu kunjungan tempo hari, Pak Didik selaku Kadus Dukuh Sono sempat mengulik aktivitas rutin ini, “Haul Ki Ageng Sewo Negoro sendiri dilaksanakan dalam rangka menghormati dan mengagungkan beliau atas jasanya yang besar yakni babat alas membangun Dukuh Sono. Disamping karena Ki Ageng Sewo Negoro juga membawa kedamaian di Desa ini, jadi tidak ada istilah perkelahian atau permusuhan besar yang merusak kesejahteraan penduduk.” 




Kemeriahan tentu tidak hanya cukup dengan berkerumun cengkrama semata. Acara haul menghadirkan KH. Abdul Wahid yakni Juru Dakwah dari Cluwak Pati dan Grup Hadroh Ash-Shofa Kayen Pati untuk memeriahkan acara. Masyarakat sendiri menyadari dan merasa beruntung terdapat orang sholeh yang disarekan di desa mereka. Pada temu malam itu, masyarakat semakin merekatkan diri membangun tali kebersamaan erat. Bukan hanya doa yang dipanjatkan di pesarean Ki Ageng Sewo Negoro. Tetapi juga harapan, bahwa nilai-nilai perjuangan dan kebersamaan akan terus diwariskan dari generasi ke generasi.(KKN Antasena)

0 Komentar