Dalam setiap hembusan angin malam, terdampar jiwa babak belur berperang dengang luka-luka yang tak kunjung kering
Ia, terlihat tak pernah letih dan tetap tangguh disetiap tempaan, guncangan, dan badai kehidupan
Menertawakan tragedi juga membusungkan dada atas apa yang menimpanya
Tak ada yang mengetahui bagaimana usaha kerasnya jiwa lusuh itu untuk meneguk deraian air mata nya agar tidak tumpah
Dekapan ataupun rengkuhan tak pernah ia rasakan
Hanya tuntutan, tekanan, dan kebungkaman yang ia dapatkan untuk menyelimuti hari-harinya
Sewaktu goresan luka yang tak kunjung mengering kembali ditorehkan hingga menjadi semakin hancur dan berdarah-darah juga bernanah, tak ada yang datang mendekat untuk sekedar berempati, apalagi mengobati
Ia yang harus mandiri atas dirinya sendiri, mengobati sendiri, mengelap darahnya sendiri, hancur sendiri, atau bahkan mati dalam kesendirian
Menjalani kehidupan tanpa tujuan, seakan kesadarannya hanya sekedar formalitas dengan banyak batas menjadi manusia yang hakikatnya tidak pada wajarnya
Harapan, keyakinan, dan kesabarannya lah yang menjelma menjadi nyawa untuknya tetap bernafas
Oleh: Goresan Jiwa
0 Komentar