PEMILWA IPMAFA 2025: DEMOKRASI KAMPUS DI TENGAH APATISME MAHASISWA

 



Pati, 26 Juni 2025 — Komisi Pemilihan Mahasiswa (KPM) Institut Pesantren Mathali’ul Falah (IPMAFA) kembali menggelar Pemilihan Umum Mahasiswa (PEMILWA) pada Kamis, 26 Juni 2025, pukul 08.00–12.00 WIB bertempat di lobi kampus. Agenda tahunan ini bertujuan menjadi wadah bagi mahasiswa untuk menyalurkan aspirasi, memilih pemimpin organisasi lembaga kemahasiswaan (LK), serta membangun tradisi demokrasi dalam lingkungan akademik.

Namun, semangat demokrasi yang coba diusung oleh panitia tidak sepenuhnya mendapat sambutan hangat dari para mahasiswa. Partisipasi yang rendah, minimnya calon, serta munculnya kotak kosong di beberapa posisi menjadi potret suram demokrasi kampus tahun ini.

Sejumlah Lembaga Kemahasiswaan Laksanakan Pemilihan, Tapi Banyak Kursi Sepi Peminat

PEMILWA tahun ini mengagendakan pemilihan untuk posisi Ketua Senat Mahasiswa (SEMA) dan Ketua Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS). Namun, posisi Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Fakultas maupun Institut harus ditiadakan karena tidak ada satupun mahasiswa yang mencalonkan diri. Situasi serupa juga menghantui beberapa HMPS, meskipun tidak separah yang dikhawatirkan.

Berikut hasil pemilihan dari beberapa program studi:

  • HMPS Perbankan Syariah (PS): Ditetapkan dimenangkan oleh Felda & Zelina (01) dengan perolehan 15 suara. Meskipun hanya satu calon, partisipasi tetap diupayakan melalui mekanisme kotak kosong.

  • HMPS Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI): Pasangan Ulil & Zakiya berhasil mengantongi 11 suara, memastikan mereka sebagai representasi mahasiswa KPI.

  • HMPS Pengembangan Masyarakat Islam (PMI): Dimenangkan oleh pasangan Syeha & Fatim, yang meraih 13 suara dan menjadi satu-satunya calon yang maju di PMI.

  • HMPS Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI): Menjadi satu-satunya prodi yang menyajikan kontestasi terbuka dengan dua pasangan calon. Pasangan Putri & Nayli keluar sebagai pemenang dengan 67 suara, mengungguli rival mereka Supri & Ratna yang memperoleh 47 suara.

  • Senat Mahasiswa (SEMA): Persaingan ketat terjadi antara dua kandidat, Thosen dan Hendrik. Hasil akhir menunjukkan Thosen unggul dengan 156 suara, sementara Hendrik memperoleh 113 suara.

Apatisme Mahasiswa Jadi Tantangan Demokrasi Kampus

Minimnya pendaftaran calon dan rendahnya antusiasme mahasiswa untuk mencoblos menjadi perhatian utama dalam PEMILWA kali ini. Banyak mahasiswa memilih untuk tidak datang ke TPS, bahkan tidak mengenal siapa kandidat yang sedang bertarung.

“Jujur saja, saya baru tahu ada pemilihan hari ini ketika lewat lobi. Saya tidak tahu siapa calonnya dan apa visi-misi mereka,” ujar salah satu mahasiswa semester empat yang enggan disebutkan namanya.

Fenomena ini menandakan bahwa pendidikan politik mahasiswa masih belum sepenuhnya membumi. Banyak yang melihat PEMILWA hanya sebagai formalitas tahunan, bukan momentum strategis untuk mendorong perubahan dan kepemimpinan yang progresif di tingkat kampus.


Evaluasi dan Harapan

Ketua panitia KPM, Nabila Shofwatin Ni'mah, menyampaikan bahwa rendahnya partisipasi menjadi evaluasi besar bagi seluruh elemen kampus. “Kami berharap ke depan ada proses kaderisasi yang lebih serius, bukan hanya di tingkat organisasi tapi juga dari prodi untuk mendorong mahasiswa aktif dalam organisasi dan demokrasi kampus,” ujarnya.

Meskipun diliputi berbagai keterbatasan, hasil PEMILWA 2025 tetap diharapkan mampu melahirkan sosok-sosok pemimpin mahasiswa yang bertanggung jawab, berintegritas, dan mampu menghidupkan kembali gairah partisipasi di IPMAFA.

Karena pada akhirnya, demokrasi di kampus bukan hanya soal siapa yang menang, tetapi tentang bagaimana mahasiswa peduli dan mau ikut serta membentuk masa depan institusi yang mereka tempati. (Ank)

0 Komentar