Keberhasilan Nurul diraih melalui perjuangan yang tidak mudah. Karena kendaraan kampus tidak tersedia, ia bersama beberapa rekannya harus menempuh perjalanan dari Pati ke lokasi lomba di Rembang menggunakan sepeda motor. Perjalanan tersebut sempat diwarnai insiden kecil yang menyebabkan perubahan nomor urut tampil.
“Alhamdulillah, senang sekali bisa membawa pulang juara. Tapi di balik itu ada perjuangan yang tidak ringan,” ungkapnya.
Ia menuturkan bahwa kunci menjaga hafalan adalah dengan muraja’ah rutin dan membiasakan tadarrus secara perlahan setiap hari. “Metode paling ampuh menurut saya tetap takrir, yaitu mengulang-ulang ayat itu sendiri,” tambahnya.
Sejak semester 2, Nurul aktif mengikuti kompetisi MHQ di berbagai tingkat, termasuk mewakili IPMAFA dalam ajang PORSENI Nasional 2022 di Cilacap dan tahun 2024 di Solo. Ia bahkan telah mengikuti lebih dari sepuluh lomba sejak masa studi di MA Mathali’ul Falah.
Nurul menyampaikan bahwa prestasi ini berkat dukungan dari berbagai pihak, mulai dari keluarga, dosen, hingga teman-teman kampus. Ia berharap, estafet kaderisasi qari’ dan hafidz di IPMAFA terus berlanjut melalui UKM JQH.
“Semoga saya bukan yang terakhir. Masih banyak bibit unggul Qur’ani di kampus ini yang perlu didukung dan difasilitasi,” pesannya.
Sebagai penutup, Nurul membagikan pesan motivatif bagi para penghafal Al-Qur’an, “Tetap semangat dan jangan pernah bosan muraja’ah. Ingat pesan Mbah Yai Arwani: Qaliilun qarro khairun min katsiirin farro — Hafalan sedikit tapi menetap lebih baik daripada yang banyak namun mudah hilang.” (Ily.red)
0 Komentar