![]() |
Sumber: futureskills.id |
Bagi mahasiswa jurusan tarbiyah yang dipersiapkan untuk menjadi pendidik sudah sepatutnya mempunyai kemampuan penyampaian materi yang baik, karena hal tersebut sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar, dan presentasi menjadi ajang berlatih menyampaikan materi di depan banyak orang sebelum terjun langsung menghadapi peserta didik.
Faktanya, delapan dari sepuluh mahasiswa masih membaca teks makalah ketika mempresentasikan materi. Hal ini membuat kemampuan penyampaian materi menjadi kurang berkembang. Padahal, nantinya ketika terjun langsung di dunia pendidikan profesional hal tersebut membawa pengaruh besar pada proses belajar mengajar dan tercapainya tujuan pembelajaran.
Inilah 3 hal penting kenapa kamu perlu serius ketika presentasi:
1. Melatih Keberanian Berbicara di Depan Umum
Ketika presentasi dimulai semua perhatian tertuju pada pemateri. Mereka mendengarkan dan mencerna materi yang sedang dipresentasikan, tentu sangat wajar bila merasa takut, nervous, bahkan ngeblank. Apalagi bagi mahasiswa baru yang masih perlu beradaptasi dengan lingkungan dan kondisi belajar di perkuliahan.
Ada satu pepatah mengatakan "Keberanian tanpa otak akan menang melawan otak tanpa keberanian." Sebagai mahasiswa yang dibekali berbagai macam pengetahuan sebagai makanan sehari-hari belum cukup menjadikan dirinya bermakna jika tidak berani menyampaikan apa yang diketahuinya.
Lalu, bagaimana sih cara agar kita berani saat presentasi dimulai? Topik ini memantik ingatan ketika pertama kali mengikuti lomba pidato "Anggap saja tidak ada orang di depanmu." Satu kalimat yang berhasil meningkatkan kepercayaan diri sebesar 50 persen, sedangkan 50 persennya lagi adalah penguasaan materi. Jadi keberanian saat tampil menjadi salah satu kunci kesuksesan presentasi.
2. Membiasakan Menguasai Materi, Bukan Hanya Membaca
Nah, 50 persen agar tampil percaya diri saat presentasi adalah menguasai materi. Sebelum materi dipresentasikan pasti sudah mencari tau terlebih dahulu isi materi apa yang nantinya akan disampaikan. Cari sumber yang relevan, pahami, dan ambil isinya, jangan langsung copy-paste keseluruhan dan meminta AI untuk memparafrase kemudian ditempel sebagai isi materi. Aduh dek jangan ya
Nah, setelah tahu pokok materi yang akan dipresentasikan, nantinya kamu dapat meminimalisir ketergantungan membaca materi. Salah satu dampak negatif dari membaca materi saat presentasi adalah membuat audiens menjadi tidak paham betul apa yang disampaikan pemateri, sehingga audiens mengantuk, dan bisa jadi nilai minus di mata dosen.
Saat presentasi berlangsung sering-seringlah berkontak mata dengan audiens dan gunakan bahasa tubuh yang sesuai, gunanya untuk mengajak audiens masuk dalam materi yang sedang dipresentasikan, hal ini juga bisa membantu audiens memahami apa yang disampaikan.
3. Menyiapkan Diri Menghadapi Dunia Kerja (Simulasi Profesional)
Presentasi adalah miniatur dari mengajar di kelas nanti, atau bahkan lebih mudah. Saat presentasi yang menjadi audiens adalah mahasiswa dewasa yang sudah bisa diajak bernalar sehingga memudahkan pemateri menyampaikan materi, sedangkan saat di ruang kelas yang menjadi audiens adalah anak kecil yang masih senang-senangnya bermain.
Namun, tentu saja saat presentasi pemateri tetap berperan menjadi sumber pengetahuan. Sebagai mahasiswa jurusan pendidikan yang dibentuk sebagai seorang pendidik, presentasi menjadi tempat melatih mental sebelum benar-benar memasuki dunia pendidikan profesional yang lebih kompleks.
Jadi, sebagai mahasiswa diharapkan mampu mengoptimalkan momen presentasi sebagai tempat melatih mental, menyampaikan materi, dan simulasi kelas sebelum terjun langsung dalam dunia profesional.
Presentasi bukan hanya soal menyetorkan tugas dan mendapatkan nilai, melainkan bagian dari perjalanan menjadi pendidik. Manfaatkan setiap kesempatan presentasi sebagai tempat berlatih, memperbaiki diri, dan membuktikan bahwa kamu siap berkecimpung di dunia nyata. Karena keberanian, penguasaan materi, dan kesiapan mental tak lahir dalam semalam, mereka dibangun dari kebiasaan kecil yang kita tekuni dari sekarang.
Oleh: Siti Anwaroh
0 Komentar