Samudra Sirata

Sumber: wallpaperbetter.com
Sirata melambaikan jemarinya di udara untuk salam perpisahan bagi mereka yang harap cemas merindu ia akan kembali. Diraihnya tali layar hingga angin dapat membawanya lepas hingga tujuan. Seekor Ubur sedikit kelabu meraih sisi perahu sirata.


"Hendak kemena? kau tak tau di luar sana terdapat bahaya apa, bersenang-senang saja di daratan"


Sirata menggeleng,


tetapnya di pacu ombak untuk terus membawanya pergi.


"aku tidak pernah tau ada bahaya selain tenggelam di tatapannya" kerutan wajahnya mengisyaratkan berapa hancurnya hati sirata saat itu.


"Pernah ku rayu ombak tuk ceritakan kisah kita kala itu, namun yang ku dengar hanyalah jeritan tangisku" bibirnya bergumam di tengah layar perahunya ia turunkan.


Perahunya terhenti ditengah samudra tanpa dasar.


"Ceritakan padaku" Suara samudera menggema


Sirata memainkan ujung jemari dengan dinginnya permukaan air. Sebuah jasad tiba-tiba mengambang dari dasar samudra, rupanya begitu persis dengan sirata atau mungkin itu sirata.


"ceritakan padaku kembali mana yang kau sebut lebih indah dari pada aku, sedang kini air matamu sudah menjadi bagian dari diriku" ulang samudra


"aku telah terbunuh oleh cinta hingga kini jasadku tetap berlayar tanpa batas,


terkadang aku membohongi diriku tak tau ia dimana sekarang


terkadang aku datang dan menanyai kabarnya


bagaimana kabarmu setelah lama mengambang di Samudra lepas? Apakah dirimu masih hendak tenggelam dengan bayang pria itu" suara sirata begitu getir dengan wajahnya terlihat kosong sembari mengusap jasadnya yang mengambang di perairan.


"jasadku yang dulu pernah berkata, hendak melubangi perahu untuk kesekian kalinya, lantas sebelum ia sadar samudra ini bukanlah matanya"


wajah sirata begitu datar namun suaranya begitu lirih bergema seakan tercekik sesuatu. 


"nyatanya jasadmu telah mengambang, sirata"

lalu ombak menyapu perahunya dengan laju menuju daratan. angin yang menyambar wajah sirata menyeka kembali air mata di pelupuk penglihatannya. 


"kasih, aku telah bersenandung pada lautan bahwa dirimulah yang paling indah diantara semua


lantas kini lautan mengajakku berarung


dan bertanya "dimana kini seseorang yang kau sebut lebih indah dariku?"


Sirata masihlah bernyawa namun tidak dengan jasad yang dulu tinggali, ia telah mati. Mati dengan rasa yang masih menggebu pada pemuda gila di penghujung dunia sana. Tidak seperti jasadnya dulu, sirata membencinya dengan segala rindu yang ada

 - By Naptrikhan

0 Komentar