Narasumber pada acara ini adalah Prof. Dr. Phil Asfa Widianto, M.Ag., M.A., guru besar bidang pemikiran Islam dari UIN Salatiga, yang memaparkan tantangan yang dihadapi pesantren dalam menghadapi kemajuan teknologi digital dan sosial. Diskusi dipandu oleh Bapak Isyrokh Fuadi, LL.M., sebagai moderator.
Bapak Dalhar Muarif, selaku ketua panitia menjelaskan tujuan pemilihan tema ini adalah untuk memperdalam transformasi nilai-nilai pesantren agar tetap relevan dan menjadi landasan spiritual bagi generasi Z. Dalam era Society 5.0, penting bagi generasi muda untuk tetap terhubung dengan akar kultural dan spiritual mereka.
Prof. Asfa menekankan pentingnya menyeimbangkan pendidikan pesantren dengan teknologi dan nilai-nilai spiritual. Ia menyatakan bahwa pendidikan karakter seperti kejujuran, disiplin, dan empati sangat penting bagi generasi muda dalam menghadapi tantangan global.
“Pendidikan pesantren harus menjadi pelindung bagi generasi muda dari tantangan moral yang muncul di era digital,” tambahnya.
Lebih lanjut, Prof. Asfa mendorong adanya sinergi antara pesantren dan teknologi. Ia memberikan contoh bagaimana pembelajaran agama dapat diintegrasikan melalui platform digital yang etis, agar nilai-nilai agama tidak terkikis oleh kemajuan teknologi.
Di akhir ceramahnya Prof. Asfa mengajak mahasiswa yang hadir untuk memperkuat kerjasama antara pesantren, perguruan tinggi, dan masyarakat dalam menjaga peran pendidikan Islam. Ia percaya bahwa pendidikan Islam harus optimis dalam menghadapi perkembangan teknologi, sambil tetap berpegang pada nilai-nilai Islam yang universal.
Melalui Studium Generale ini, IPMAFA berharap mahasiswa sebagai generasi Z dapat memahami peran mereka dalam mengharmoniskan nilai-nilai pesantren dengan perkembangan teknologi dan sosial di era Society 5.0. (Ily/Zhr.red)
0 Komentar