KUPU-KUPU YANG MENCINTAI MAWAR PUTIH


Sebuah cerita yang terinspirasi dari lagu “Satu Bulan” karya Bernadya

Dan terinspirasi dari kisah Kelinci Putih dan Serigala karya Imajihari

______________________________


“Belum ada satu bulan

Ku yakin masih ada sisa wangiku di bajumu

Namun kau tampak baik saja

Bahkan senyummu lebih lepas

Sedang aku di sini hampir gila”


Langit kala itu sedikit berwarna kemerahan, menyaksikan seekor kupu-kupu yang sedang terbang bebas menikmati kegundahan hatinya tentang mawar putih yang telah diberikan kepada sepasang kekasih yang sedang kasmaran. Lalu, bagaimana dengan dirinya? Seekor kupu-kupu yang telah kehilangan kekasihnya belum lama ini.


Dulu, ketika sang mawar putih masih belum mekar seperti sekarang, kupu-kupu selalu menghampirinya, menemani masa-masa sulit bersama. Mawar putih yang masih belum mekar berkata kepada kupu-kupu, “Tolong berjanjilah padaku untuk tidak pergi ke bunga lain ketika kau sedang terbang bebas,” mohon mawar. Kupu-kupu menjawab, “Aku tidak akan pergi ke bunga lain. Jangan khawatir karena kamu adalah rumahku, dan aku berharap kita akan selalu bersama-sama selamanya. Janji, ya?” Mawar pun tersenyum, “Iya, aku berjanji akan selalu ada di sini untuk menunggumu.”


Kabar kedekatan mereka tersebar luas hampir di seluruh kebun bunga itu. Ketika matahari sedang malu-malu menunjukkan dirinya, kupu-kupu terbang kembali ke pujaan hatinya. Namun sayang, duri yang menutupi tubuhnya tak dapat melindunginya dari tangan manusia yang sedang kasmaran. Dia telah pergi bersama sang pemilik.


Kini, sang kupu-kupu pun menyesal dan sangat sakit hati dengan keadaan kali ini. Mawar putih sudah bahagia dengan kebahagiaan barunya, namun kupu-kupu masih berlarut-larut dalam kesedihannya dan masih berharap bahwa sang mawar masih mencintainya dan akan kembali bersamanya. Tapi itu semua hanyalah harapan yang tak akan pernah kembali menjadi nyata, seperti lagu “Satu Bulan” dari Bernadya.


Penulis: Faza Azkiyatun Nida



0 Komentar