Belum Mahasiswa Namanya Kalau Belum Bisa Berdialektika


Menyelami dunia perkuliahan bukan hanya tentang nilai IPK saja, tetapi juga mengenai tuntutan untuk menjadi pribadi yang lebih baik, bertanggung jawab dan berpikir terbuka. Mahasiswa seringkali dianggap sebagai kaum intelektual yang berbeda dengan pelajar lain, secara sosial mahasiswa dianggap lebih punya pengalaman dalam dunia dialektika dan diskusi.


Akan tetapi melihat dinamika mahasiswa dewasa ini, tidak semua mahasiswa mampu melakukan diskusi dengan baik. Hal ini karena sebagian mereka yang memiliki pola pikir dogmatis, yakni pikiran yang menganggap apapun yang ada di benaknya dapat direalisasikan tanpa memperhatikan relevansinya dari sudut pandang orang lain. Dapat dikatakan pemikiran mereka masih tertutup atau closed minded dari menerima pikiran yang bertentangan dengannya, apapun itu.


Lalu, bagaimana kita menyikapinya? 


Perlu kita ketahui, dalam suatu diskusi pasti akan muncul berbagai ide dan gagasan yang berbeda-beda. Setiap orang tentunya punya sudut pandang masing-masing dalam menyelesaikan suatu masalah, karena itu sebagai mahasiswa kita harus paham yang namanya pola pikir dialektis alias tidak hanya condong pada satu pendapat. Selain itu, kita harus mampu berpikir kritis, memahami dasar logika dan menerima pendapat orang lain.


Bukan mahasiswa namanya, kalau belum bisa berdialektika. Namun apa sih dialektika itu?


Apa sih dialektika?


Dialektika adalah salah satu konsep filsafat yang berperan penting dalam melihat berbagai perspektif untuk mencapai jawaban paling rekonsiliatif dan masuk akal. Dialektika berasal dari bahasa Yunani yaitu dielektos, artinya "percakapan/dialog"


Dialektika juga bisa diartikan sebagai proses untuk mencari jawaban sejati dengan melibatkan berbagai sudut pandang, pro maupun kontra serta memadukan keduanya menjadi argumentasi melalui proses analisis, penalaran, serta pola pikir yang kritis.


Memasuki dunia kampus menjadi momen paling integral dalam fase kehidupan seseorang, ini menjadi kesempatan emas untuk meningkatkan kualitas personal, sosial dan pengetahuan. Langkah pertama untuk itu, kita harus pandai-pandai memilih organisasi dan circle pertemanan yang mendukung personal developing kita.


So, Apa langkah selanjutnya?


Mulailah belajar apa itu dialektika, lalu temukan ruang lingkup atau circle yang mengedepankan pola pikir dialektis. Tumbuh bersama lebih cepat dan menyenangkan daripada tumbuh sendiri.


Ketika kita terjun ke dunia dialektika, pelan-pelan kita akan mengetahui apa itu logical fallacy/kesalahan dalam berfikir, kita akan belajar bertanggung jawab di depan banyak orang terhadap perspektif kita, lebih percaya diri mengungkapkan pemikiran kita, menemukan pemikiran baru yang sebelumnya belum pernah terfikirkan, melatih pola pikir yang kritis, dan mengetahui bagaimana cara mendamaikan perdebatan melalui kaca mata yang luas, bukan sebatas perdebatan yang isinya cuma kaca mata kuda. 


Dengan begitu, sebagai kaum intelektual kita bisa mempersiapkan diri untuk membuktikan kebijaksanaan kita sebagai mahasiswa ketika telah terjun ke dunia masyarakat kelak.


Sebagai mahasiswa baru, kita memang sulit menemukan mahasiswa yang paham akan pola pikir dialektis. Hanya sekian angka dari puluhan, ratusan bahkan ribuan yang mampu seperti itu. Ya untuk bisa membuat forum diskusi yang sehat kiranya kita harus lebih banyak belajar. Meskipun sulit, bagaimanapun caranya menciptakan dunia dialektik di kalangan mahasiswa adalah goals yang harus kita cetak.


Penulis: Dio Cucu Kartini


 


 



0 Komentar