Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat; Bacaan Wajib Untuk Kaum Insecure


Judul Buku : Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat

Penulis : Mark Manson

Penerbit : PT. Gramedia Widiarsana Indonesia

Tahun Terbit : 2016

Tebal Buku : 246 Halaman

Peresensi : Fataan Al Farabi


Halo sobat LPM! Siapa nih diantara kalian yang sering merasa insecure? Insecure atau perasaan minder adalah sesuatu yang sering dirasakan oleh semua orang, sebagai remaja zaman now kita pasti sering banget merasakannya kan?


Saat di kelas melihat teman yang lebih aktif dan berprestasi kita insecure, saat scroll media sosial melihat orang lain flexing hidupnya kita merasa insecure, apalagi melihat si doi lagi didekati saingan yang lebih cakep, kita insecure setengah mati!


Insecure pada dasarnya adalah hal yang wajar, namun bila berlebihan tentu tidak baik. Dampaknya bukan hanya mengganggu aktivitas sehari-sehari, bahkan dapat memicu stres yang mengganggu kesehatan mental kita. Nggak mau kan, kesehatan mental kita terganggu oleh insecure ini?


Buat kalian yang sering merasa insecure, buku "Sebuah Seni Bersikap Bodo Amat" karya Mark Manson dapat menjadi rekomendasi yang bagus untuk kalian. Dalam bukunya Mark Manson mengajak kita mengatasi insecure dengan bersikap “bodo amat”. Melalui sikap ini, penulis menuntun kita menemukan kunci kebahagiaan dengan menjadi diri kita seutuhnya.


Nah Penasaran kan dengan isi bukunya? Kuy simak sampai tuntas!


Review Buku

Buku “Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat” (The Subtle Art of Not Giving a F*ck) adalah karya menarik yang ditulis Mark Manson. Buku ini menghadirkan cara pandang unik dan berbeda dalam menghadapi hidup. Dalam bukunya, Manson mengajak kita membebaskan diri dari rasa iri, minder dan keinginan-keinginan tidak penting yang menjadi sumber insecure kita.


Berbeda dari buku self improvement umumnya, Manson menekankan seni pengembangan diri berdasarkan rasa cuek terhadap sekitar. Dia mengajarkan cara menjadi diri sendiri seutuhnya yang lebih bahagia dan positif tanpa memaksa diri agar terlihat positif di mata orang lain.


Meskipun berangkat dari dari rasa cuek tidak berarti kita kehilangan empati, nyatanya buku ini mengajarkan cara pandang baru dalam menilai lingkungan sekitar kita. Tidak peduli bukan berarti apatis, tapi memilah mana yang lebih penting dan berharga untuk diperjuangkan.


Mark Manson dalam bukunya mengingatkan kita bahwa manusia tidak sempurna dan terbatas, kita harus memahami batasan-batasan tersebut dan menerimanya. Kita belajar untuk menerima diri apa adanya, tidak perlu mengharapkan dan mengejar apa yang dimiliki orang lain. Melalui ini kita dapat mulai membangun diri, dimulai dengan membebaskan diri dari perasaan insecure kita. Menarik bukan?


Selain itu, keunikan buku ini adalah menyajikan tips-tips yang sekilas tampak nyeleneh. Di bab pertama, Manson mengawali dengan tips “Jangan Berusaha”. Sekilas ini tampak berlawanan dengan tips motivasi yang sering kita dengar, namun di sinilah menariknya. Manson menjelaskan terkadang kita terobsesi untuk mencapai sesuatu di luar kemampuan kita, terlalu sulit untuk digapai yang justru menyiksa batin kita.


Dengan mengambil sikap cuek, Manson mengingatkan kita agar tak lagi terobsesi pada keinginan-keinginan di luar kendali kita. Cuek adalah cara mudah untuk mengembalikan tujuan kita ke jalur yang benar, mengarahkan kita untuk memilah keinginan yang lebih penting. Semua cara untuk mengarahkan dengan benar sikap cuek ini dirangkum secara praktis dalam buku ini.


Pada bab kedua, Manson memberitahu kita bahwa sumber Kebahagiaan adalah pemecahan masalah. Jadi penulis berpikir cuek bukan berarti acuh, tidak peduli dan lari dari masalah, lebih tepatnya memilah masalah lebih penting untuk diselesaikan. Bab ini berisi tips mengendalikan emosi dan memilih jalan yang benar dalam memecahkan suatu masalah.


Pada bab ketiga, Manson menggugah kita dengan ungkapan "Anda Tidak Istimewa", ungkapan ini terdengar seakan hendak menjatuhkan kita. Padahal lebih tepatnya, Manson menyadarkan kita untuk mengapresiasi pengalaman-pengalaman hidup yang selama ini tak kita anggap istimewa. Mengapresiasi pengalaman yang telah kita lalui membuat kita dapat memahami bahwa "keistimewaan" tidak selalu berupa hal-hal besar saja.


Pada bab keempat dan kelima, kita belajar untuk melihat sisi lain pengalaman buruk agar kita bisa mengambil tindakan bijak dalam menyikapi pengalaman tersebut. Berikutnya pada bab keenam, Manson mengingatkan kita untuk selalu berhati-hati dalam mempercayai sesuatu. Pada bab berikutnya, kita dijelaskan mengenai cara-cara memandang kegagalan dan kesuksesan dengan benar.


Dua bab terakhir mengajarkan kita untuk memberi batasan pada diri sendiri akan hal-hal yang berada di luar kendali kita. Terakhir sebagai pelengkap buku pedoman hidup, tak lupa Manson mengingatkan kita pada kematian. Dia mencoba menunjukkan sisi cerah dari kematian setelah menjelaskan sisi gelapnya pada kita.


Kelebihan Buku

Dari segi tulisan, tata letak, dan font , buku ini cenderung rapi dan nyaman dibaca. Desain kover yang berwarna oranye mencolok dan terkesan simpel menambah daya tarik buku ini. 


Secara teknis, gaya penulisan buku ini sederhana namun menarik, lugas dan mudah dipahami. Cara penyampaian Manson cenderung interaktif, seakan pembaca diajak mengobrol, dilengkapi dengan cerita-cerita pendek dan humor membuat buku ini ringan dibaca.


Kekurangan Buku

Sebagaimana tiada gading yang tak retak, buku ini juga tak lepas dari kekurangan. Diantaranya terdapat beberapa kalimat yang agak kaku, hal ini karena karya asli buku ini ditulis dalam bahasa Inggris American. Tentunya dapat dimaklumi, selama proses penerjemahan mungkin terjadi reduksi dari segi kata maupun maknanya.


Sementara kekurangan lainnya, sebagai buku tentang filosofi kehidupan terdapat beberapa pembahasan kurang mendalam. Bagi pembaca yang menginginkan kedalaman filosofis, sayangnya buku ini mungkin kurang memuaskan.


Kesimpulan

“Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat” adalah sebuah karya pertama Mark Manson, dalam bukunya dia berhasil mengkorelasikan antara pemikiran filosofis kuno dengan realitas modern saat ini. Buku ini memberikan panduan yang lebih baik untuk menyikapi realitas kompleks di sekitar sekitar kita, yang menimbulkan insecure kita.


Saat ini, ada banyak banyak orang mengalami tekanan psikologis, mana orang-orang ingin tampil menonjol di depan orang lain, ingin terlihat mewah dan elegan, ingin, ingin dan ingin lebih dari orang lain. Inilah yang menyebabkan timbulnya insecure, bila keinginan itu tak tergapai.


Membaca buku Mark Manson mengajak kita untuk benar-benar menemukan jati diri, bahwa kita mungkin berbeda dari orang lain dan merasa nyaman dengan fakta itu. Manson mengajarkan kita tentang seni bersikap bodo amat, mengabaikan hal yang tak relevan untuk diri kita. Intinya, kita merasa nyaman meski berbeda, sadar ada sesuatu yang lebih penting setelah melalui kesulitan, dan cara mengatur prioritas, fokus dan tujuan menjadi kuncinya.

0 Komentar