Mimpi atau impian adalah suatu keinginan yang mana setiap pemimpi akan berharap hal yang diimpikannya akan terwujud kelak. Pada umumnya, setiap manusia hampir dipastikan memiliki impian masing-masing. Seperti ingin mendapat atau menjadi apa disuatu hari nanti. Tak dapat dipungkiri semasa kecil pun mungkin kita sudah pernah ditanya oleh orang-orang disekitar, tetang apa impian kita di masa yang akan datang. Tetapi apapun impian itu yang pasti impian tersebut harus memberikan nilai-nilai benefit bagi dirinya dan orang lain. Seperti yang telah diungkapkan oleh Nabi Muhammad Saw. bahwa sebaik-baiknya manusia adalah yang dapat memberi manfaat untuk orang lain.
Sebenarnya sangatlah penting bagi manusia terutama dalam taraf mencari ilmu untuk memiliki impian, karena dengan memiliki impian, mereka akan mendapatkan suatu gambaran dimasa depan yang ingin diwujudkan. Adapun untuk mengenai pentingnya memiliki impian, dalam suatu konsep Ta'lim juga sempat disinggung dalam sebuah teks yang berbunyi.
ولابد لطالب العلم من الهمة العالية في العلم فان المرء يطير بهمته كا الطير يطير بجنحيه
"seharusnya seorang pelajar harus memiliki impian yang tinggi dalam hal keilmuan. Karena setiap individu manusia akan terbang dengan impianya bagaikan seekor burung yang terbang dengan kedua sayapnya. "
Dalam teks tersebut menegaskan bahwasanya penting bagi manusia untuk memiliki impian setinggi-tingginya. Sebab dengan impian tersebut terutama dalam keilmuan, manusia akan menjadi luhur atau mulia yang diibaratkan sebagai seekor burung yang terbang menggepakkan kedua sayapnya.
Akan tetapi disaat banyak manusia yang mengimpikan hal-hal besar. Muncullah sebuah pertanyaan-pertanyaan. Tetapi mengapa orang-orang di dunia ini tetap hidup dengan kenyataan yang tidak sesuai dengan ekspektasi yang diharapkan ? " terbukti dengan seringnya manusia mengeluh atas kehidupan yang mereka jalani. Terlepas dari takdir tuhan yang tidak bisa kita prediksi. Salah satu faktor penyebabnya adalah, karena banyak dari manusia yang terlalu tenggelam dalam dunia impian mereka. Artinya kebanyakan dari mereka hanya sering bermimpi tanpa melakukan sebuah aksi untuk mewujudkan impian tersebut. Mereka berani bermimpi tetapi takut dan bermalas-malasan dalam proses merealisasikan. Sehingga impian mereka pun hanya menjadi khayalan dalam imajinasi belaka. Sebab mereka tak lekas ingin terbangun dari dunia mimpinya.
Dari penggambaran tersebut terdapat persamaan dengan analogi goa plato. Salah satu seorang filosof Yunani termasyhur pada zamanya. Dalam analogi goanya yang merupakan salah-satu bagian paling terkenal dalam sejarah filsafat barat. la mencoba menjelaskan teori dunia ide miliknya dengan perumpamaan sekelompok tahanan yang telah dirantai seluruh tubuhnya hingga tidak bisa bergerak kecuali menghadap ke arah depan. Dan hanya bisa melihat bayang bayang yang berada di dinding belakang gua yang terpancar dari api didepan pintu goa.
Dalam analogi tersebut, Plato mengqiyaskan bahwa para tahanan tersebut adalah orang-orang yang terperangkap dalam dunia yang ada dihadapannya yakni dunia realita. Mereka terlalu menikmati pertunjukan bayang-bayang di dinding belakang goa tersebut yang mana itu hanya cerminan dari hal-hal nyata di baliknya. Nyatanya hal yang nyata jauh lebih indah dan menarik dibandingkan bayangan yang diciptakannya. Itulah yang diibaratkan Plato dengan dunia gagasan itu. Dia percaya dunia yang kita kunjungi ini hanyalah bayangan dari dunia gagasan yang jauh lebih abadi, dan dalam kisah gua tersebut, Plato juga bermaksud menjelaskan jalan yang ditempuh para filosof dengan keluar dari bayang-bayang menuju gagasan sebenarnya di balik segala alam. Fenomena raya ini, melalui upaya keluar dari belenggu di tubuh mereka dan menelusuri asal muasal segala pantulan bayangan di hadapan mereka.
Setelah melihat tentang mitos goa Plato. Kita juga dapat menganalogikannya dengan orang-orang yang terlalu tenggelam dalam impian mereka. Orang semacam itu bagaikan para tahanan yang ada dalam analogi goa Plato, yang mana mereka adalah para tahanan yang terkekang oleh rasa malas dan rasa takut tuk melepasakan diri dari jeratan tersebut dan akhirnya mereka hanya dapat menikmati bayang-bayang impian mereka tanpa berusaha untuk mewujudkanya. Padahal seandainya bila para tahanan tersebut berusaha melakukan sebuah aksi" tuk melepaskan diri dari jeratan rasa malas. Niscaya mereka akan keluar dan menemukan refleksi impian mereka dalam dunia nyata seperti jalan yang ditempuh oleh para filosof. Atau setidak-tidaknya kita sudah memulai dengan memiliki rasa keinginan tuk merealisakikan impian tersebut, sehingga dengan tertanamnya keinginan hati yang kuat terlebih dahulu. Kita dapat naik ke step berikutnya yakni proses perealisasian. Sehingga impian mereka pun tidak hanya menjadi mimpi dalam benak manusia saja.
Karena bagaimana pun juga, seperti yang telah tertera diatas bahwasanya memiliki impian itu ialah hal yang sangat urgent bagi manusia, agar mereka tidak selalu stagnan pada hari ini, tetapi selalu memiliki planing- planing perubahan untuk direalisasikan dikemudian hari.
(Ainun Ni'am)
0 Komentar