Bapak Mariyono, Petinggi Desa Tempur menegaskan dalam sambutannya, bahwa Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah rela mengorbankan jiwa dan raganya demi memperjuangkan kemerdekaan Negara Republik Indonesia.
Terdapat beberapa rangkaian acara dalam acara tersebut. Akan tetapi, malam tirakatan tahun ini, terdapat sedikit perbedaan dari pelaksanaan malam tirakatan pada tahun-tahun sebelumnya. Tahun ini (2023) malam tirakatan diisi dengan pemaparan sejarah dan sesepuh Desa Tempur yang telah mengabdi di Desa Tempur.
Dijelaskan oleh Mbah Gunawan, Sesepuh sekaligus Petinggi Desa Tempur periode 1989 – 2007, bahwa Desa Tempur dulu merupakan Kawah Purba Muria. Hal ini dikonfirmasi oleh Bapak Junaidi berdasarkan hasil riset dari Mahasiswa UGM dan UNY tentang Desa Tempur yang dilakukan sejak tahun 2016. Disampaikan olehnya terdapat bukti-bukti otentik yang masih ada sampai saat ini. Di antaranya adalah bebatuan lava yang telah mendingin, selain bebatuan, terdapat bau belerang di area situs Candi Angin.
Selain pemaparan sejarah dan sesepuh Desa Tempur, kegiatan ini diisi dengan tahlil bersama dan pemutaran video dokumenter yang dibuat oleh Mahasiswa KKN Tempura IPMAFA tentang petinggi Desa Tempur dari awal sampai saat ini. Antusiasme masyarakat Tempur sangat besar dalam mengikuti kegiatan malam tirakatan ini, terlihat dari banyaknya masyarakat mengikuti acara dengan khidmat.
Petinggi Desa Tempur berharap kepada seluruh masyarakat Tempur agar selalu bersinergi dan bergotong royong untuk membangun Desa Tempur agar lebih baik. “Mari kita optimalkan potensi yang kita miliki, untuk membangun tatanan masyarakat Tempur ke arah yang lebih baik”. Ujar Bapak Mariyono, Petinggi Desa Tempur saat memberikan sambutan dalam acara Malam Tirakatan Desa Tempur.
Reporter: Ibn Taufiq, Anggota KKN Tempura
0 Komentar