LPM Analisa- (29/07/23) Rumput Hijau Kampus IPMAFA. Acara yang dimulai pukul 14.00 ini di hadiri oleh beberapa elemen masyarakat mulai dari kalangan perwakilan dari santri sekitar, hingga mahasiswa IPMAFA sendiri.
Youth Space merupakan salah satu rangkaian dari acara mathole' Fest tahun ini. Dimana tema yang diambil yakni Membangun Generasi Santri Masa Depan yang Unggul dalam Pendidikan dan Pengembangan Diri. Program yang berjalan dibawah pimpinan PP KMF ini merupakan salah satu produk dari Devisi talenta PP KMF pusat yang berkolaborasi dengan Pojok Diskusi IPMAFA (PDI).
Acara ini diawali dengan Sambutan dari ketua umum PP KMF yakni Bapak H. Marwan Ja'far beliau menyampaikan kepada santri terkait pentingnya mempelajari berbagai keilmuan seperti politik, ekonomi, dakwah, komunikasi untuk generasi saat ini.
Selanjutnya sambutan dilanjutkan oleh Bapak Ali Subhan, MA dimana beliau mewakili pak rektor yang sedang berhalangan saat itu. Dalam sambutan beliau berpesan untuk teman-teman agar tetap semangat dan harus inovatif dalam memajukan negeri kedepannya, buktikan jika santri juga bisa duduk di bangku Parlemen.
Acara yang berlangsung di halaman rumput hijau kampus IPMAFA ini, menghadirkan 4 narasumber yang kompeten dalam bidangnya yakni Gus Mahrus, Mas Savic Ali, Mbak Zeni Serta Ning Nawal yang pada saat itu hanya bisa menyampaikan materi nya melalui online. Meski demikian tak menyurutkan antusiasme penonton yang hadir.
Penyampaian materi oleh Gus Mahrus, Mas Savic Ali dan Mbak Zeni |
Bonus demografi Indonesia, akan diisi oleh pemuda yang produktif, semangat dan mempunyai kreativitas inovasi didalam melakukan hal-hal yang baik untuk perkembangan masyarakat dan negara. Maka seorang santri harus mempunyai sikap mental yang baik tidak mudah panik, sikap mental seperti ini juga bisa mempengaruhi orang agar bisa membangun masa depannya yang lebih baik, karena untuk mengarungi hidup itu harus memiliki sikap mental spiritual yang baik.
"Orang kalau tidak punya kekhawatiran dia mempunyai kapasitas pengambil keputusan lebih baik, daripada orang yang sedang panik atau terlalu paranoid. Karena biasanya orang yang mempunyai sikap tersebut sering keliru dalam mengambil keputusan," ujar Mas savic Ali.
Pada sesi selanjutnya, Gus Mahrus menyampaikan Bahwa setiap santri itu tidak memiliki batasan. Melainkan status santri ini menyelamatkan kita dari spesialisasi keilmuan dan lebih multitalent dalam hal apapun apalagi kalau diimbangi dengan sikap mental yang baik.
"Melihat dan mendengar kata Santri itu adalah sanggup antri. Kita dipesantren menjadi santri yang disiapkan wadahnya untuk menerima hal-hal yang besar, " tandas Gus Mahrus
Setelah pemaparan materi dan sesi tanya jawab. Para narasumber pun diminta untuk memberi closing statement. Mbak Zeni berpesan bahwa "you're a feature talent santri (anda adalah talent santri dimasa depan yuk kembangkan potemsi nya mulai sekarang. Tahu kenali apa yang ada dalam dirinya. Apa yang dimau sehingga suatu saat ketika anda sudah siap siap, anda akan duduk disini menggantikan saya, mas savic dan gus mahrus," pungkas nya.
Tak hanya Mbak Zeni, Mas Savic juga berpesan "Kunci jika kita ingin menjadi apapun pada dasarnya adalah kesanggupan pada istiqomah. Tapi istiqomah bukan sekedar bertahan disitu, mengerjakannya tetapi juga ada intensitas tertentu," ujarnya. Berbeda dengan kedua rekannya, Gus Mahrus justru menyampaikan pesannya lewat sebuah puisi tentang Shalih akhrom keluarga ku.
Acara ini disponsori oleh beberapa pihak seperti Bank Jateng, Macak Kopi, dll dan diakhiri dengan sesi foto bersama. (Fa.Nay.Red)
0 Komentar