"Menguatkan pendidikan memajukan kebudayaan, artinya apa yang kita sajikan hari ini merupakan satu bentuk kreatifitas dan inovasi dari mata kuliah selama satu semester. Karya itu dalam bidang seni pertunjukan, drama musik, dan karya media pembelajaran inovatif," papar Dekan Tarbiyah Bapak Agus Sya'roni dalam acara gelar karya.
Fakultas Tarbiyah Institut Pesantren Mathali'ul Falah telah menyelenggarakan Gelar Karya Mahasiswi Tarbiyah dengan mengusung tema "Menguatkan Pendidikan, Memajukan Kebudayaan" pada hari Sabtu, 15 Juli 2023 di Rumput Hijau Lantai 1 IPMAFA (Institut Pesantren Mathali'ul Falah) kemarin.
Senada dengan tema acara, pendidikan dan kebudayaan merupakan proses kreatif yang tidak dapat dipisahkan, ibarat dua sisi dari keping uang yang sama. Bung Hatta pernah menyatakan bahwa apa yang diajarkan dalam proses pendidikan adalah kebudayaan, sedangkan pendidikan itu sendiri adalah proses pembudayaan. Keterkaitan pendidikan dengan kebudayaan juga semakin menemukan relevansinya, karena budaya merupakan faktor penentu keberhasilan (determinant factor) maju atau mundurnya sebuah peradaban bangsa.
Pada hakikatnya pendidikan yang berkebudayaan adalah pendidikan budi pekerti. Merujuk pada gagasan Ki Hajar Dewantara, bahwa hakikat pendidikan adalah proses menjadi manusia seutuhnya dengan belajar dari kehidupan sepanjang hayat atau menjadi insan kamil. Jantung pendidikan adalah budi pekerti. Budi terkait dengan dimensi batin, yakni pikiran, perasaan dan kemauan atau cipta, karsa dan rasa. Sedangkan pekerti berhubungan dengan aspek lahir, yaitu daya. “Budi pekerti sama dengan budi daya atau budaya.
Dengan demikian, pendidikan budi pekerti itu pendidikan berkebudayaan yang mengintegrasikan daya pikir, daya rasa, daya karsa, pikiran, perasaan, dan kemauan yang melahirkan daya, yang mendorong perbuatan yang baik, benar dan indah. Dalam pendidikan yang berkebudayaan, yang dikembangkan adalah (1) olah pikir (2) olah rasa (etika, estetika, spiritualitas) (3) olah karsa (kreativitas) (4) olah raga (ketangkasan).
Begitu juga Keberagaman budaya di Indonesia merupakan kenyataan historis dan sosial yang tidak dapat disangkal oleh siapapun. Keunikan budaya yang beragam tersebut memberikan implikasi pada pola pikir, tingkah laku dan karakter yang sering kali berbeda satu sama lainnya.
Dalam pelaksanaan acara, Mahasiswa Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini menampilkan berbagai musik dan lagu tradisional dengan menggunakan alat perkusi dari alat-alat musik tradisional. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) menampilkan drama diantara drama Sang Kyai, Alex Kundang, Bandung Bondowoso, dll serta memamerkan Media Pembelajaran Matematika untuk siswa Madrasah Ibtidaiyah. Sedangkan Mahasiswa Progam Studi Pendidikan Bahasa Arab (PBA) memamerkan Bahan Ajar Digital.
Rodlitu Bimasyiatillah, salah satu peserta pentas seni Gebyar Karya Mahasiswa Tarbiyah menyampaikan bahwa dengan adanya kegiatan tersebut dia bisa mengeksplore diri dan mencoba hal-hal baru. Harapannya dari kegiatan tersebut, mahasiswa fakultas tarbiyah IPMAFA menjadi generasi yang kreatif, inovatif, dan berbudaya. Karena pendidikan itu sendiri adalah proses pembudayaan. Bagaimana mahasiswa dapat melakukan olah pikir, olah rasa dan karsa. (Jm.Km.Red)
0 Komentar