Bagi anak Sekolah Menengah Atas (SMA) lulus dan menuju bangku perkuliahan itu adalah suatu hal yang besar dan memiliki pengaruh bagi mental diri sendiri. Sebab sangat banyak sekali perbedaan yang ditemukan, mulai dari bagaimana metode pembelajaran dalam bangku perkuliahan, pandangan orang sekitar, pola pikir orang sekitar dan bagaimana cara setiap individu memperlakukan orang sekitarnya. Selain itu, mereka juga akan masuk ke fase dimana tantangan saat beradaptasi dengan lingkungan baru sangat beragam.
Kemampuan dalam menghadapi adaptasi diri terhadap lingkungan juga berpengaruh bagi mereka, Secara cepat atau lambat, dalam beradaptasi mahasiswa sangat memiliki pengaruh terhadap respon yang dimiliki untuk lingkungan barunya.
Kepribadian setiap mahasiswa sangat banyak, mereka yang unik punya caranya sendiri untuk beradaptasi, mereka yang pemberani dapat dengan mudah berbaur dengan orang sekitar. Berbanding terbalik dengan mahasiswa yang memang dari kecil memiliki faktor kurangnya berinteraksi dengan orang sekitar sehingga membuat dia menjadi pendiam, dia akan sangat susah dalam bersosialisasi kepada orang-orang disekitar dan hal tersebut secara sadar dapat mengganggu kecemasan terhadap diri sendiri.
Maka dari itu setiap mahasiswa harus mampu dalam mengelola cara pikir mereka, mengontrol perasaan, emosi dan perilaku. Hal ini perlu dilakukan agar tidak berdampak buruk bagi setiap mahasiswa dalam beradaptasi di lingkungan barunya. Selain itu, dukungan sosial juga sangat berpengaruh terhadap penyesuaian diri, meski stabilitas emosi berkontribusi jauh lebih besar dari pada dukungan dan pengaruh sosial lingkungan sekitar.
Contohnya, untuk mahasiswa baru perantau yang sangat membutuhkan peran dukungan sosial. Tidak hanya itu, peran dukungan teman sebaya disekitarnya juga sangat penting. Karena hal itu merupakan bentuk perhatian maupun bantuan kepada individu yang berada dalam tekanan, agar mahasiswa tersebut dapat menyesuaikan diri.
Penyesuaian diri di perguruan tinggi merupakan indikator utama yang menggambarkan keberhasilan di dunia perkuliahan. Ketika mahasiswa dapat menyesuaikan diri, diasumsikan bahwa mahasiswa mampu menghadapi masalah beradaptasi, dan memenuhi kebutuhan emosi. Karena penyesuaian diri dapat dikatakan berhasil jika; mahasiswa mampu bertahan hingga lulus, memiliki psikologis yang bagus, dan bisa mencapai prestasi akademik maupun non akademik.
Hal tersebut juga dapat di tandai jika mahasiswa tersebut aktif di berbagai organisasi, serta menyesuaikan dengan peraturan yang baru. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa organisasi bagi mahasiswa dapat membantu mereka untuk berani berbaur dengan orang sekitar, selain itu mahasiswa baru juga dapat lebih bisa mengenal kampus secara luas.
Misalnya kita sebagai seorang mahasiswa yang tidak terbiasa berbicara di depan orang banyak, nah di dalam kampus biasanya kita diberi bekal. Bagaimana sih cara agar kita dapat dengan mudah berbicara dihadapan mereka?. Setidaknya, jika mahasiswa keluar dari organisasinya dia mempunyai bekal untuk berbicara secara terbuka di depan orang banyak.
Selain hal di atas, dalam berorganisasi juga sangat dibutuhkan mental. Jika mahasiswa sudah memiliki mental, maka akan mudah bagi mahasiswa dalam melanjutkan perjalanan selanjutnya. Meskipun pentingnya berorganisasi tidak mampu kita ukur secara resmi, namun kita bisa mengalaminya dengan perasaan.
Berorganisasi bagi mahasiswa baru juga memiliki banyak sekali manfaat yang bisa kita ambil hal prositifnya yaitu, membentuk pola pikir yang lebih baik, menjadi kuat dalam menghadapi tekanan, meningkatkan komunikasi, melatih kepemimpinan, bahkan dengan berorganisasi mahasiswa mampu memperluas jaringan diluar sana.
Dapat disimpulkan bahwa selain peran dukungan sosial yang di perlukan oleh seorang mahasiswa baru, berorganisasi ternyata lebih mampu berperan sebagai ajang simulasi atau latihan dunia kerja. Agar nantinya setiap mahasiswa yang masih melangkah dapat mempersiapkan sesuatu yang memang benar-benar penting bagi kehidupan dan kelancarannya di dunia kerja yang akan datang.
Dhelfia
0 Komentar