![]() |
Bhabinkamtibnas Polsek Margoyoso: DM. Rambe saat diwawancarai Peserta PJTD LPM Analisa. |
Pada, 04 Juli 22 lalu, LPM Analisa berkesempatan menemuai salah satu Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia, Bhabinkamtibnas. Ya, Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat di Kantor Polsek Kecamatan Margoyoso, ia bernama DM. Rambe.
Petugas kepolisian yang lebih terkenal dengan sebutan Bhabin ini bertugas sebagai pengawal masyarakat dalam hal keamanan dan ketertiban. Tidak hanya itu, seorang Bhabin juga ikut serta dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan, mengawal tentang anggaran desa, proses pembangunan, serta kegiatan yang melibatkan keramaian.
DM. Rambe menjelaskan bahwa di Kecamatan Margoyoso hanya ada 9 Bhabin yang bertugas menangani 22 desa yang tersebar. Idealnya setiap desa ditangani oleh satu bhabin, akan tetapi dikarenakan keterbatasan jumlah personil dan biaya operasional yang tidak sedikit, maka di Wilayah Margoyoso setiap satu babin bisa mengawal atau membina 2-3 desa. Ia sendiri mengawal Desa Bulumanis dan
“Itu dikarenakan keterbatasan dari anggota, dan tugasnya yang hampir setiap hari,” terang Rambe.
Saban hari Rambe melakukan penyuluhan, dan selalu siap terjun di lapangan ketika ada yang membutuhkan untuk penyelesaian masalah.
Beberapa kasus sosial sering kali terjadi di masyarakat seperti pencurian, percekcokan antar warga, pencemaran nama baik atau penghinaan, sampai tawuran antar pemuda, bahkan berkenaan dengan muda mudi yang melenceng karena dimabuk asmara.
“Kasus yang biasa terjadi di masyarakat ini seperti pencemaran nama baik, penghinaan biasa terjadi antar tetangga seperti saling ejek-mengejek. Jika antar pemuda kasusnya tentang perkelahian,” ujarnya.
Rambe menjelaskan bahwa perkelahian antar pemuda memang lebih kerap terjadi, dan hal itu membuat masyarakat resah. Penyebabnya sepele, karena hal-hal kecil yang disulut menjadi besar, atau memang masalahnya sudah terlanjur besar.
“Ada lagi seperti pencurian, ketidakpatuhan terhadap lalu lintas dalam berkendara, tidak sabar menyebrang, akhirnya banyak terjadi kecelakaan, terutama di kecamatan ini yang terhitung tinggi. Adapun untuk kasus perzinaan selama ini tahun 2022 di Kec. Margoyoso belum ada, dan semoga tidak ada,” pungkas Rambe.
Dalam mengawal keamanan dan ketertiban desa, Rambe selalu mengedepankan cara-cara damai daripada mengarahkan langsung ke ranah hukum. Ia memilih jalan musyawarah bersama dengan orang-orang yang berkaitan seperti kepala atau perangkat desa maupun pihak terkait lainnya.
“Bhabinkamtibmas mendampingi melalui mediasi untuk mencapai perdamaian dalam permasalahan sosial yang terjadi di masyarakat. Maka, jalur damai lebih kami kedepankan,” tuturnya.
Dari tanggung jawab yang tidak mudah tersebut, tentu saja suka dan duka datang silih berganti mewarnai hari-hari Rambe dalam mengemban tugasnya.
Kadang raut wajah Rambe nampak cerah seperti ketika berhasil mendamaikan warga yang berselisih dengan diakhiri ungkapan saling meminta maaf secara ikhlas. Namun tak jarang wajahnya terlihat bimbang ketika mendengar kabar perselisihan antar warga namun cuaca atau kondisi tidak mendukung.
“Ada juga kejadian yang cukup menegangkan, tapi lucu. Saat melintas di jalan saya melihat orang gila sedang mengayun-ayunkan pisau ke arah warga sekitar, sehingga memaksa saya harus mengamankannya,” terang Rambe.
Setelah diamankan, orang gila tersebut berteriak-teriak sambil berdiri menghadap tiang listrik dan mengadukan masalahnya kepada tiang listrik di hadapannya. (Abdul Hakim/Amrina Rosyada/Shofiyullah)
0 Komentar