![]() |
Inayatun Nafisatul Aini mahasiswi PIAUD IPMAFA bersama Kru LPM Analisa. |
“Ada saja kendala yang dihadapi orang tua dalam membentuk karakter anak. Salah satunya masih banyak mindset orang tua yang membekali anak-anak mereka cuman kognitifnya saja, yang penting anak pinter.”
Ungkapan tersebut disampaikan mahasiswa Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini (PIAUD), Inayatun Nafisatul Aini di salah satu teras kelas saat ditemui Kru LPM Analisa, 2 Juli 2022 Lalu.
“Ya itu, masih banyak mindset orang tua yang membekali anak-anak mereka cuman kognitifnya saja, yang penting anak pinter. Padahal setiap anak juga butuh hak bersosialisasi dengan lingkungannya, beradaptasi dengan orang-orang sekitarnya agar membentuk karakter anak tersebut,” tegasnya.
Mahasiswi Institut Pesantren Mathali’ul Falah (IPMAFA) yang saat ini duduk di semester 6 tersebut menambahkan bahwa usia dini merupakan golden age, yang mana perkembangan anak dapat dimulai dari aspek sosial emosionalnya. Aspek tersebut dapat menentukan karakter mereka, selanjutnya yaitu fisik motoriknya, bahkan di usia tersebut moralnya pun juga sudah dibangun.
Menurut Inaya, dalam proses penanaman karakter anak usia dini sangat membutuhkan kesadaran orang tua dalam menciptakan lingkungan yang kondusif. Hal ini mengingat kecerdasan di bidang akademik atau IQ sebenarnya hanya berpengaruh 20% pada kehidupan manusia.
Meskipun Inaya belum mengajar, namun lingkungan yang kondusif senantiasa ia kedepankan saat menjalani praktik di lapangan.
“Saat praktik di sebuah lembaga pendidikan dan melalui hasil observasi saya dan teman-teman juga menyikapinya dengan mengambil contoh dari lingkungan praktik,” tutur Inaya. (Dhelfia Ayu Wardhatsani Maulidiyan)
0 Komentar