Akibat munculnya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) sejak 3 minggu terakhir, membuat Saikun, salah satu peternak Desa Purworejo-Margoyoso-Pati mengalami kerugian besar karena harga sapi-sapinya yang merosot.
"Jika dijual harga sapi terlalu murah, misal harga normal 20 juta, sekarang menjadi 7 juta sampai 8 juta," keluh Saikun.
Tak hanya Saikun, para peternak lain juga mengalami hal yang sama dan seminggu terakhir merupakan yang terparah.
Wabah ini tentu sangat meresahkan, terutama menjelang Hari Raya Idul Adha. Penjualan sapi mengalami penurunan dibanding sebelum adanya wabah.
Saikun mengatakan, diantara gejala awal PMK adalah sapi mengeluarkan liur berlebih, kukunya melepuh dan tidak nafsu makan beberapa hari. Menurut penemuannya, sapi muda yang terkena PMK lebih mudah sembuh daripada sapi tua. Adapun persentasenya 70% banding 40%.
“Untungnya sapi-sapi saya tidak ada yang sampai mati," tutur Saikun.
Dalam menghadapi kondisi tersebut para peternak mempunyai solusi yang berbeda-beda untuk menyembuhkan sapi-sapinya dari PMK.
"Saya tetap bertahan karena yakin jika penyakit itu ada obatnya. Jika ada yang terindikasi, saya langsung memberikan obat yang sebelumnya telah saya racik," pungkas Saikun. (Ali Andre Y/Dian Rismayanti)
0 Komentar