Meneladani Kepemimpinan Nabi Muhammad SAW


Pada zaman modern ini, kepemimpinan dianggap sebagai kekuatan utama. Bahkan tidak ada lembaga atau organisasi yang berdiri tanpa seorang pemimpin. Mencari sosok pemimpin dalam hal ini tentunya banyak keriteria yang perlu dipertimbangkan.

Sebagai seorang muslim, tidak usah jauh-jauh mencari pemimpin teladan. Cukup Nabi Muhammad Saw yang telah terbukti kehebatan beliau dalam memimpin. Allah Swt telah menegaskan dalam Al-Qur’an bahwa beliau merupakan sebaik-baik teladan (Uswatun Hasanatun).

Nabi Muhammad Saw adalah sosok istimewa, manusia ideal yang patut diteladani kepribadian, sikap dan perilakunya. Beliaulah Rosulullah (utusan Allah) penyempurna 25 nabi. Selain itu Nabi Muhammad Saw menyandang gelar Rasul Ulul Azmi yang merupakan gelar istimewa di antara rasul-rasul Allah Swt di dunia ini. 

Pengertian Pemimpin

Dalam islam pemimpin mempunyai banyak istilah, diantaranya, syaikh, imam, umara’. Sedangkan secara istilah menurut DR. Thariq M. As-Suwaidan dan kawan-kawanya, pemimpin adalah orang yang memiliki kemampuan untuk menggerakkan manusia menuju tujuan-tujuan tertentu. 

Menurut Ihsan Tanjong pemimpin dalam islam adalah orang yang berkhidmah untuk menjadi pelayan umat (khalifatullah fil ardi) wakil Allah Swt dimuka bumi. Oleh karena itu, amanah menjadi pemimpin merupakan tanggung jawab yang harus dijalankan.

Nabi Muhammad Saw Pemimpin Pembawa Rahmat

Sukses tidaknya kepemimpinan dapat ditandai dengan sejauh mana kasih sayang pada masyarakat. Barometernya dapat diukur melalui respon seorang pemimpin terhadap keluh kesah masyarakat, antusias mengarahkan masyarakat menuju kebaikan.

Pemimpin yang mempunyai rasa kasih sayang akan jauh lebih mengutamakan kepentingan orang lain daripada kepentingan pribadi. Berdasarkan sifat ini, pemimpin dan masyarakat akan membawa wilayahnya untuk maju dan lebih baik.

Sejarah islam mencatat bahwa Nabi Muhammad Saw merupakan pemimpin yang berhasil menanamkan nilai kasih sayang. Hal ini dibuktikan dengan pemimpin Quraisy yang tidak berperikemanusiaan sampai akhirnya tunduk pada Nabi Muhammad Saw. Sikap seperti Inilah yang diperlukan pemimpin saat ini untuk mengarahkan masyarakat. Pola kasih sayang Nabi Muhammad Saw ini menjadikanya sosok pemimpin pembawa rahmat (Rahmatal Lil Alamin).

Meneladani Model Kepemimpinan Nabi Muhammad Saw

Nabi Muhammad Saw merupakan sosok pemimpin yang kompleks, tangguh dan mampu bertahan dalam kondisi sesulit apa pun. Selain itu, beliau merupakan sosok yang mempunyai tugas mengemban amanah menyampaikan wahyu baik lisan maupun af’al sebagai teladan bagi umat.

Bersama sahabat, beliau bergerak dalam satu visi dan misi untuk mewujudkan kepemimpinan yang adil, mengangkat harta martabat rakyat miskin dan tertindas.

Berikut model kepemimpinan Nabi Muhammad Saw :

1). Kepemimpinan Transformasional

Nabi Muhammad Saw, adalah sosok revolusioner yang merubah peradaban jahiliyah. Beliau membawa tatanan kehidupan menjadi lebih baik dari sebelumnya. Sebelum Muhammad menjadi rasul, keadaan penduduk makkah sangatlah buruk, mereka melakukan perjudian, perampasan harta, perzinaan, serta penindasan terhadap orang lemah.

Semenjak Nabi Muhammad Saw menjadi rasul, kehidupan masyarakat makkah bertansformasi lebih baik. Adanya pemerataan sosial yang membawa kemaslahatan. Sebab, Nabi mengajarkan bahwa muslim satu dan lainya bagaikan bangunan yang saling menguatkan dan melengkapi.

Kepemimpinan transformasional adalah jenis kepemimpinan yang dipandang efektif untuk mendinamisasikan perubahan. Dari sini dapat didefinisikan bahwa kepemimpinan transformasional sebagai kemampuan pemimpin dalam bekerjasama dengan orang lain mentransformasikan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan.

Ada empat komponen kepemimpinan transformasional, yaitu karisma yang mempengaruhi tingkah laku, motivasi yang melahirkan inspirasi, intelektualitas, dan memberikan kebijakan kepada seseorang. Pemimpin transformasional tentunya memiliki visi yang baik dan keterampilan manajemen untuk sebuah organisasi atau lembaganya.

2).    Kepemimpinan Visioner

Nabi Muhammad Saw adalah sosok pemimpin yang mempunyai visi, misi dan tujuan. Visi jauh kedepan dengan penuh keberanian beliau mulai merobohkan patung berhala dengan tongkat kayu seraya membaca ayat, “ Telah datang kebenaran dan musnahlah kebatilan.” Peristiwa ini terjadi saat peristiwa penaklukan kota Makkah.

Nabi Muhammad Saw adalah sosok pemimpin yang mempunyai visi, misi dan tujuan. Visi jauh kedepan dengan penuh keberanian beliau mulai merobohkan patung berhala dengan tongkat kayu seraya membaca ayat, “ Telah datang kebenaran dan musnahlah kebatilan.” Peristiwa ini terjadi saat peristiwa penaklukan kota Makkah.

Kepemimpinan visioner Nabi ditunjukkan dengan segenap uasaha yang dilakukan bersama serta memberikan arahan berdasarkan visi yang jelas.

Visi sebuah organisasi merupakan kunci keberhasilan dari kepemimpinan visioner. Karena sebuah visi adalah pemersatu, inspirator, dan pengikat seluruh komponen organisasi. Dengan demikian model kepemimpinan visioner adalah untuk mengimplementasikan visi organisasi. Sebagai upaya untuk melakukan perubahan serta mendorong terjadinya kreativitas melalui sinergi beberapa anggota suatu lembaga.

Disisi lain pemimpin visioner setidaknya memiliki beberapa kompetensi, seperti kompetensi berkomunikasi dengan bawahan, memahami lingkup internal organisasi dan eksternal. Selain itu, pemimpin visioner harus mengembangkan imajenasi untuk masa depan.

Pemimpin visioner sebagaimana djelaskan dalam buku The Power Of Rosulullah Leadership, harus bekerja dengan empat pilar :

a.       - Sebagai penentu arah (direction setter)

b.      - Sebagai agen perubahan (agent of change)

c.       - Sebagai juru bicara (spokesperson)

d.      - Sebagai pelatih (coach)

Dengan demikian, peran model kepemimpinan visioner adalah untuk memberikan tauladan serta cara kerja strategis dalam mengimplementasikan visi organisasi. 

Gambaran kepemimpinan Nabi Muhammmad Saw yang telah dijelaskan tersebut, menurut hemat penulis memiliki titik penting yang perlu kita ketahui sebagaimana hadits  kullukum ro’in wa kullukum masuluna an roiyyatihi  “Ingatlah setiap kamu adalah pemimpin dan setiap kamu akan dimintai pertanggungjawaban dari apa yang dipimpin. Manusia adalah pemimpin, suami adalah pemimpin, kepala desa adalah pemimpin, istri adalah pemimpin yang semuanya akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinanya.

Dari model kepemimpinan Nabi Muhammad Saw, maka seorang pemimpin perlu mempunyai sifat kasih dan sayang serta melakukan perubahan dalam meningkatkan kepemimpinan dengan mempunyai visi dan misi yang jelas. Sebab sangat mungkin dalam kepemimpinan tentu akan ada lika-liku yang terjadi. Maka, seorang pemimpin harus selalu mengevaluasi diri. Pada akhirnya dapat menghasilkan kepemimpinan islam yang ideal.

Semoga kita mampu meneladani kepemimpinan Nabi Muhammad Saw dimana beliau merupakan pemimpin Rohmatal lil alamin yang akan mengantarkan kita menjadi pemimpin yang lebih baik.

*Hikmah Lailatul Kamalia, Pimred LPM Analisa IPMAFA Pati 

0 Komentar