GEMAWI ?
GEMAWI, organisasi yang terdengar simpang siur dikalangan mahasiswa, sampai akhirnya diresmikan menjadi UKM baru IPMAFA pada tahun ini. Bukan masalah barunya, akan tetapi suatu kontribusi dan aksi nyata yang dilakukan beberapa bulan terakhir oleh GEMAWI, dari penggalangan dana erupsi semeru, aksi peduli korban puting beliung dan program lain yang terealisasikan.
Awalnya Gemawi muncul dari semangat mahasiswa dalam melakukan gerakan bersama, mewujudkan kemandirian ekonomi, kepedulian sosial, kewirausahaan, dan kelembagaan mahasiswa. Gemawi eksis sejak 3 November 2020 yang awalnya membentuk grup WA dan beranggotakan 29 mahasiswa kemudian terus bertambah seiring berjalannya waktu.
Selama 2 tahun ini, meskipun belum ada legalitas dari kampus. Gemawi tetap menjalankan program kerja meski harus lewat jalur bawah. Selain itu, juga banyak anggota baru yang bergabung sampai akhirnya pengurus membuat website.
"Untuk menuju legalitas kampus, tentunya tidak lepas dari proses panjang dan rumit, terdapat pro kontra antar mahasiswa UKM lain. Dalam hal ini pengurus harian Gemawi tetap berusaha sebaik mungkin dengan banyaknya dorongan dari teman-teman untuk mendapatkan legalitas," ungkap ketua Gemawi saat dihubungi melalui WhatsApp.
Dalam rangka menindak lanjuti hal tersebut, ketua Gemawi M . Ulil Albab melakukan audiensi dengan Wakil Rektor III bidang kemahasiswaan.
Setelah mendengar pemaparan ketua dan beberapa pengurus terkait tujuan dan program kerja, pada akhirnya Wakil Rektor mengusulkan jika GEMAWI dapat masuk sebagai Lembaga internal dengan nama UKM Social Entrepreneurship yang fokus dalam bidang kewirausahaan.
Kontribusi UKM Baru “Social Entrepreneurship (GEMAWI)” dalam Kewirausahaan
Berangkat dari 3 visi kampus IPMAFA yakni focus dalam bidang riset, pesantren, dan enterpreunership. Karena dibidang riset dan pesantren sudah ada pada UKM lainya, maka fokus GEMAWI adalah pada bidang enterpreunership/ kewirausahaan untuk menciptakan mahasiswa yang mampu mandiri, kreatif dan inovatif. Inilah yang mendasari nama UKM Social Entrepreneurship.
Berbicara mengenai kewirausahaan sebenarnya bukan hanya diperuntukkan bagi mahasiswa, tapi semua activis kampus perlu untuk memulai kewirausahaan. Jika setiap masyarakat sadar akan pentingnya wirausaha terlebih para pelajar dan mahasiswa, tentu saja dapat menekan jumlah pengangguran. Oleh karena itu, kita sebagai warga negara harus memiliki mental tangan di atas yang senantiasa memberi kepada sesama, jangan hanya bersifat tangan dibawah dengan mengharapkan pemberian dari orang lain, bahkan egois berfikir tentang diri sendiri.
Berikut beberapa hal yang ditawarkan dalam UKM Social Entrepreneurship yang sering disebut Gerakan Mahasiswa Berwibawa (GEMAWI) yaitu berkaitan dengan pengembangan soft skill enterpreunership seperti pelatihan pembuatan website, seminar, peluang usaha bisnis, plan usaha kreatif, pelatihan dasar market place dan pelatihan trading saham, pengetahuan tentang bisnis kekinian yang perlu dikembangkan dikalangan mahasiswa khususnya sebagai agen of change di masyarakat.
"Rencananya kedepan UKM ini akan mengarah dalam kewirausahaan sosial, pendidikan dan ekonomi yang didukung oleh kampus melalui nilai pesantren dan kewirausahaan tanpa batas. Selain itu, akan ada beberapa program baru yang inovatif dan solutif. Tentunya akan menjadi program andalan dengan tata kelola yang professional dan tim yang solid. Semuanya insyaallah akan membantu berjalanya UKM Social Entrepreneurship yang telah dilantik pada 13 Juni kemarin," jelas Ulil.
Bapak Isyrokh Fuaidi, LL.M selaku dosen pembimbing sendiri mengaku salut dengan tingkat antusias, semangat dan integritas pengurus Gemawi dalam menjalankan program kerja, inilah yang mendasari beliau untuk ikut serta memfasilitasi dan membimbing pengurus yang sekarang menjadi UKM Social Entrepreneurship.
“Dosen hanyalah fasilitator, selebihnya tergantung mahasiswa mau berkembang atau tidak, jadi jalan tidaknya tergantung mahasiswanya,”jelas Bapak Isyrokh saat ditemui pada (08/06/2022).
Reporter : Rosya, Kamal
0 Komentar