Lamporan Sebagai Warisan Tradisi

          Gunungsari (9/09/2021) – desa Gunungsari  melaksanakan Tradisi Lamporan yang merupakan tradisi tahunan yang dilakukan warga desa sebagai bentuk tolak balak terhadap hal-hal negatif yang dapat menimpa warga di wilayah tersebut.

       Warga setempat percaya jika lamporan ini tetap dijalankan, maka musibah dan Pagebluk dapat di hindarkan. Terutama bagi hewan ternak yang mereka pelihara. Tradisi yang turun-temurun sudah dilakukan ini menjadi sarana dalam memohon kebaikan supaya di jauhkan dari musibah dan Pagebluk.

         “Dikatakan, pada mulanya tradisi Lamporan ini dilakukan oleh para pengembala ternak. Mereka berkumpul dalam satu tempat bersama sambil menyalakan obor yang terbuat dari Sruo, Gelagah  bambu yang di bakar. Kemudian mereka berkeliling memutari desa sambil berteriak-teriak. Maksud dari tradisi Lamporan ini adalah supaya hewan ternak mereka bisa selamat ketika sedang di gembalakan di hutan”. Ucap salah satu warga desa Pangonan.

        Lamporan dilakukan selama tujuh hari dan ditutup pada hari jum’at wage di akhir bulan Suro. Penutupan tradisi lamporan akan di tutup dengan Barikan dan do’a bersama.

         Budaya unik yang patut untuk di perhatikan serta dijaga keberlangsungannya. Salah satunya adalah Lamporan yang selalu di adakan tiap tahunnya di beberapa desa di Kabupaten Pati. Sebab, budaya maupun tradisi yang di wariskan oleh nenek moyang kita memiliki keunikan serta ciri khas yang tidak di miliki oleh daerah lainnya.

(Andre)

0 Komentar