Arah Gerak Ekonomi Syariah Dimasa PPKM

        Arah Gerak Ekonomi Syariah Dimasa PPKM


    Sabtu (25/09/21) - Literasi ekonomi syari'ah merupakan aspek penting dalam eksistensi Ekonomi Indonesia di masa depan. Dimana harapan untuk ekonomi syari'ah di Indonesia berkembang dan menjadi penunjang kemasalahatan perkonomian masyarakat. Namun pada kondisi saat ini masyarakat indonesia adanya wabah virus covid-19, yang mana hal ini berdampak langsung terhadap perekonomian masyarakat saat ini. Ditambah adanya beberapa aturan dari pemerintah, salah satunya mengenai Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). 
    Dalam hal inilah Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Fakultas Syariah dan Ekonomi IPMAFA mengusung tema "Arah Gerak Ekonomi Syari'ah Dimasa PPKM" mengadakan kegiatan Webinar Nasional Ekonomi Syariah untuk memberikan suatu wadah harapan bagi seluruh elemen masyarakat agar dapat menyikapi permasalahan ini, khususnya mencakup seluruh mahasiswa di Indonesia. Salah satu-nya dalam me-literasikan arah gerak ekonomi syari'ah dimasa PPKM. 
    Dalam acara tersebut menghadirkan narasumber yang kompeten di bidang ekonomi Syariah, baik dari internal maupun eksternal. Untuk narasumber dari internal sendiri yaitu Dr. A. Dimyati, M.Ag selaku wakil rektor I bidang Akademik IPMAFA. Sedangkan narasumber dari eksternal menghadirkan M. Firdauz Muttaqin, M.Ec.Dev., MIDEC. Selaku Deputi Kepala Perwakilan Grub Perumusan dan Implementasi Keuangan dan Ekonomi Daerah Kantor Perwakilan BI Jawa Tengah. 
    Didalam forum Webinar tersebut M. Firdauz Muttaqin, M.Ec.Dev., MIDEC. memaparkan bagaimana literatur perekonomian syar’iah yang sangat menarik khususnya dikanca global maupun di Indonesia, kemudian beliau juga memaparkan tema "Peran Bank Indonesia Dalam Mendorong Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah di Era Digital". 
    "Dapat diketahui bahwa perekonomian syariah dan digital merupakan salah satu pertumbuhan sumber ekonomi saat ini. Dan secara global trend Ekonomi keuangan syariah ini sangat besar yaitu 7 triliun dolar. Potensi inilah ya perlu dikembangkan agar bisa dimanfaatkan dengan baik, baik secara global maupun di Indonesia. Namun pada kenyataannya perkembangan Syariah ini terbesar bukan di Indonesia melainkan terdapat di kanca global. Untuk pemakaian ekonomi dan keuangan syariah ini mulai dari ekspor baju muslim yang dipegang oleh Tiongkok, kemudian pusat keuangan syariah yang dipegang oleh London (Inggris), dan negara dengan destinasi pariwisata halal juga dipegang oleh Korea. Tak hanya itu bahkan negara tetangga kita yaitu Thailand yang saat ini mempunyai visi menjadi dapur halal dunia juga sudah mulai diterapkan, kemudian disusul oleh Malaysia yang pada saat ini menjadi pusat industri halal dan keuangan syariah global. Dan dari sinilah kita tahu bahwa yang menguasai perekonomian Syariah itu banyak dipegang oleh negara-negara nonmuslim selain Malaysia dan Arab Saudi." Ungkapnya.
    "Perlu diketahui mengapa suatu negara menjadi sumber ekonomi syariah? yang pertama memang didukung penuh oleh pemerintah, kemudian dicanangkannya sebagai program nasional, dan juga mempunyai badan khusus dalam koordinasi di berbagai lembaga. di Indonesia sendiri sudah banyak lembaga dan industri-industri yang besar namun kebanyakan masing-masing lembaga dan industri ini bekerja sendiri tidak ada badan yang bisa mencakup semua sisi dari masing-masing industri dan lembaga ini agar menjadi pusat industri perekonomian Indonesia. Untuk itu mengembangkan ekonomi Islam kita diwajibkan mempunyai beberapa prinsip seperti meningkatkan ukhuwah islamiyah, kemudian melarang adanya unsur riba dan juga mempunyai etika produk halal. dibalik itu semua Bank Indonesia juga mempunyai strategi pemberdayaan bagaimana peran Bank Indonesia untuk pengembangan ekonomi dan keuangan syariah. yang pertama yaitu pemberdayaan usaha Syariah, kemudian pasar keuangan syariah dan yang terakhir yaitu mempunyai keilmuan dalam kampanye ekonomi syariah." Tambahnya.
    Selain itu beliau juga menyinggung bagaimana pengaruh adanya pendemi ini berpengaruh sangat besar sekali terhadap perekonomian syar’iah di Indonesia. Terkait arah gerak ekonomi Syariah dimasa ppkm ini Bapak  M. Firdauz Muttaqin, M.Ec.Dev., MIDEC. membahas ada salah satu solusi bagaimana mengatasi ekonomi Syariah khususnya dimasa ppkm, yaitu dengan memanfaatkan digitalisasi. Dengan adanya proses digitalisasi ini Bank Indonesia mempunyai harapan bahwasanya masyarakat kita bisa lebih mempermudah bertumbuhnya perekonomian Syariah di Indonesia. mulai dalam proses distribusi barang produksi kemudian bisa melakukan dimensi pembiayaan dengan proses teknologi.
    Kemudian Dr. A. Dimyati, M. Ag. Menyampaikan mengenai perkembangan  ekonomi syariah di masa pandemi covid-19. Beliau memaparkan bahwa "Pembentukan demi ini datang secara tiba-tiba dan tidak ada satupun yang bisa memprediksi. Bahkan negara-negara maju yang ilmu medisnya dan perlengkapan medis yang sangat canggih mereka tidak bisa memprediksi adanya pandemi yang hampir semua negara di belahan dunia merasakan dampak dari penyebaran covid-19. Sedangkan di Indonesia ketika penyebaran virus covid-19 menyebar di negara Cina Indonesia merasa bahwa hal tersebut tidak akan terjadi di di negara kita. Kemudian ketika virus ini sudah ada di Indonesia dan penyebarannya sudah hampir di seluruh pelosok negeri, masyarakat kita cenderung belum siap menghadapi adanya penyebaran virus covid-19. " Paparnya.
    Kemudian beliau juga menjelaskan bagaimana peluang perkembangan ekonomi di era pandemi dilihat melalui dua aspek, yang pertama yakni dampak paham demi terhadap pengembangan keilmuan ekonomi syariah, dan yang kedua yaitu dampak pandemi terhadap beberapa sektor yang menjadi konsen ekonomi syariah di Indonesia. Kemudian bapak Dr. A. Dimyati, M. Ag. Untuk aspek yang pertama yaitu dampak pandemi terhadap keilmuan bisa dilihat dari data pademi ini telah membuat banyak hal menjadi menjadi sangat lemah. Baik terhadap teori-teori perkembangan ekonomi syariah atau secara umum. 
     Selain dari melihat beberapa aspek yang telah dipaparkan, Dr. A. Dimyati, M. Ag juga menjelaskan bagaimana karakteristik ekonomi syariah. Karakteristik ekonomi syariah yang pertama yaitu  value Laden. Ekonomi syariah saat ini dihadapkan pada sistem ekonomi yang tidak bisa terlepas oleh yang namanya nilai. Dan ekonomi syariah itu pada dasarnya mencakup semua aspek dari value Laden meliputi kegiatan struktur maupun prinsip itu semua mempunyai syarat akan nilai yaitu nilai Syariah.                       Kemudian yang kedua yaitu itu pelaku Syariah ini terikat oleh kepatuhan Syariah (Syariah compliance).  Yang ketiga yaitu ekonomi syariah ini banyak sekali yang bergerak di sektor non primer. Kemudian didominasi oleh usaha skala mikro dan kecil. Dan yang terakhir yaitu ekonomi syariah ini digerakkan oleh sektor konsumsi.
          Ia juga berharap dengan adanya digitalisasi ini semua dari sektor ekonomi syariah ini bisa berkembang adanya kemari oleh orang-orang yang terpelajar namun merata di semua lini masyarakat.

M. Duril Farid/ red: Dzikrina Abdillah

0 Komentar