Sema Pusat IPMAFA menyelenggarakan monitoring dan evaluasi



Sema Pusat IPMAFA menyelenggarakan monitoring dan evaluasi untuk seluruh Lembaga Kemahasiswaan IPMAFA, Pati (6/5) kemarin. Dihadiri oleh seluruh LK kecuali HMPS PS, SEMA Tarbiyah dan UKM PSM acara ini Dipimpin langsungoleh Wakil Rektor 2 Ahmad Dimyati dengan menyampaikan indikator penting dari monitoring yakni ada tidaknya pelaksanaan yang melenceng dari program kerja. Dimyati memberikan dua opsi mengenai kepengurusan organisasi mahasiswa periode berjalan. Apakah perpanjangan kepengurusan atau pengangkatan kembali pengurus periode sekarang. diputuskan pada akhir diskusi opsi
Ketua SEMA Pusat Leo menganggap perpanjangan kepengurusan lebih efektif jika dilakukan oleh mahasiswa yang semangat dan lebih optimal pelaksanaannya karena mahasiswa sudah tau seluk-beluk kampus. Lebih lanjut Ketua DEMA Fakultas Tarbiyah Zaka menegaskan kembali bahwa perpanjangan kepengurusan memang baik, namun jika ada kegiatan, kepanitiaan harus dari semester bawah dalam arti dibawah semester VI tetapi masih ada pengawalan dari semester atas.
Dimyati menyimpulkan dari diskusi tersebut terdapat 3 opsi apakah kepengurusan berhenti, adanya peremajaan person, atau diperpanjang. 
Sekretaris SEMA Pusat Ghofur memilih opsi peremajaan dengan setiap LK harus memersiapkan kader “Setiap LK akan mendapatkan SK baru. Ada kursi kosong, cari kader dari semester III untuk pemilwa depan,” ungkapnya
Namun Presiden DEMA IPMAFA, Asrori, memilih opsi berhenti dikarenakan kekhawatirannya jika pengurus tidak bisa maksimal kembali dalam menjalankan programnya. “Kalau saya memilih peremajaan, pak. Asalkan ada proses pengkaderan/pengawalan,” tambah Zaka, diikuti Ridwan [PGMI/II] yang mengiyakan pendapat tersebut. Menanggapi Asrori yang memilih opsi berhenti, Leo berpendapat bahwa opsi peremajaan memang tepat. Selain lebih memudahkan KPM, pun memudahkan semester ‘tua’ yang ingin diremajakan.
Banyak pihak memilih opsi peremajaan, diputuskanlah opsi tersebut. “Jika memilih opsi peremajaan, maka akan dimulai dari awal bulan Juli. Bulan Oktober sudah ada pemilwa dan Desember sudah harus serah-terima jabatan. Ada juga konsekuensinya. Teman-teman harus mendapat fasilitas anggaran baru, satu semester saja. Jumlahnya kurang-lebihnya sama,” tambah Warek 2. Beliau juga mengemukakan apa saja yang harus dilakukan pada masa ini, yakni: (1) Menyelesaikan program tertunda, (2) Menjalankan program-program rutin/urgent dan sesuai acuannya, serta (3) Semuanya harus berkontribusi pada masa-masa transisi ini. Dalam peremajaan person, mekanismenya: semua LK harus mengumpulkan biodata (nama/jabatan/semester) yang membutuhkan ‘peremajaan’ dan menjadi generasi baru untuk mengisi kekosongan kursi dikumpulkan mulai 25 Juni hingga maksimal 15 Juli. Serta apa saja program/usulan yang diajukan.  Dengan hasil yang sudah dicapai, diskusi ditutup pukul 11.07 WIB oleh pemimpin diskusi.
peremajaan person dilakukan pada mahasiswa semester VI menuju semester VII yang duduk disemua LK kecuali SEMA.

0 Komentar